Lihat ke Halaman Asli

Havid Yanuardi

Penulis Amatir

Kenangan Hujan

Diperbarui: 29 Maret 2020   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku rindu kala itu
Memacu kuda besiku dengan ketawa bahagia
Jalanan antara Sapen-Wonokromo pada waktu itu
Ditaburi oleh benih-benih sepi
Dibumbui dengan kemerlip lampu yang teracik di pinggiran jalanan

Hari itu memang beda
Aku merasa sangat bahagia gembita
Walau senja tak menampakkan dirinya
Sebuah sore yang diselimuti oleh awan hitam
Diiringi dengan deru hujan yang menyejukkan

Aku sengaja tak mengenakan mantel dalam perjalananku
Mesti aku membawanya dalam jok motorku
Aku hanya ingin menikmati tetesan-tetesan cintamu
Mengobati kerinduanku atasmu
Dan menyambut dengan hangat kehadiranmu
Yang terwakili oleh rintikan-rintikan keteduhan hujan kala sore itu
Memang sangatlah sederhana,,
Tapi syukurku harus luar biasa

Pada sore itu,,
Aku tidak gila
Bukan juga sakit jiwa
Aku hanya berbahagia ria
Yang kuhembuskan lewat tawa

Wonokromo, 29/03/2020
Havid Yanuardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline