Lihat ke Halaman Asli

Desa Rangkat, Bikin Komik Yuk!

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selamat malam warga Desa Rangkat, selamat malam para pembaca.

Dalam keadaan flu berat, tiba-tiba saja .... (tiba-tiba* adalah kalimat yang paling disuka para penulis fiksi) Penulis dapat "durian runtuh". Bukan durian Montong ataupun durian Parung. Durian ini adalah sebuah ide.

Cling!, ide yang sudah mengendap beberapa hari, rasanya ingin segera di-ejakulasikan. Ide ini muncul setelahPenulis berkunjung le stand Desa Rangkat pada acara Kompasianival 2012.

Para anggota komunitas Desa Rangkat yang akrab dipanggil warga Desa Rangkat ternyata memilik peran-peran yang unik dan khas. Komunitas ini diketuai oleh : Kepala Desa lengkap dengan Bu Kades, ada Sekdes nya juga, ada ketua RT atau RW, ada Pos Ronda sebagai ikon nya, ada santri, ada Ki Dalang, ada seorang Janda tukang roti, ada Tukang Keripik. Dan yangtidak kalah menariknya adalah peran pocong, hansip dan Bocing (play boy Desa Rangkat).

Walaupun tidak bisa Penulis rinci satu persatu karena perkenalan Penulis hanya sekilas tapi sudah terbayang dengan berbagai karakter tokoh-tokohnya. Sebuah desa dengan warganya yang biasanya hanya bisa dinikmati di dunia maya kini bisa tampil di dalam sebuah komik. Wah, pasti menarik!.

Sehebat apapun sebuah ide tanpa adanya action, hanya akan menjadi ide yang ditumpuk didalam laci pikiran saja. Lama kelamaan seiring berjalannya waktu dengan semakin bertumpuknya pikiran maka kita sendiri bisa lupa kalau ternyata kita dulu pernah punya ide seperti itu.

Jujur, Penulis belum pernah dan belum pengalaman membuat komik. Apalagi harus menggambar “karakter”. Ayo, ide atau mimpi apapun akan bisa kita wujudkan jika kita kerjakan bersama-sama!. Pertama yang bisa dilakukan adalah : cari tukang gambar dari warga Desa Rangkat sendiri. Selanjutnya adalah : memilih cerita yang akan di komikkan. Yang Penulis bisa sumbangkan mungkin adalah ide cerita, alur cerita dan penggarapan karakter dari tokoh-tokohnya.Dari dunia maya kemudian bertemu di dunia nyata. Dari dunia nyata kemudian bertemu lagi di dunia komik.

Akan kita rembukan bersama mengenai isi dan tampilan dari komik tersebut. Sehingga komik tersebut bisa dinikmati oleh anak-anak, remaja maupun orang tua. Setelah komik di cetak mungkin kita akan tersenyum-senyum sendiri sambil duduk di cafe’ sebuah mall. Dibaca di stasiun kereta sambil menunggu kereta datang juga asyik. Di dalam bis ketika lalu lintas macet, kita bunuh kesal dengan membaca komik. Di dalam WC pun ketika kita duduk termenung dari pada melamunkan “yang tidak-tidak” mending baca komik. Dan yang tidak kalah pentingnya, komik yang bercerita “tentang” kita dan “dari” kita bisa diwariskan kepada anak cucu kita nanti. Biar anak cucu kita tahu bahwa kita adalah orang tua-orang tua yang kreatif. Wow, fantastis!.

Semoga MIMPI ini jadi kenyataan. I hope.

Penulis Satire, 201112

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline