Lihat ke Halaman Asli

Fadly RasyidMaulana

Universitas Indonesia

Mentalitas Sosial yang Rapuh terhadap Perawat Pria

Diperbarui: 18 Desember 2022   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: International Journal of Africa Nursing Science

Profesi keperawatan merupakan profesi yang memiliki area kerja dengan melibatkan proses interaksi dari dua orang atau lebih terhadap seseorang dalam kondisi resiko sakit atau bahkan sudah terjadi secara aktual dengan kondisi lebih rentan dan bergantung pada pihak lainnya (Mukhoirotin et al., 2021). 

Menurut American Nurse Assosiation (ANA) pada tahun 2012 menjelaskan bahwa profesi keperawatan merupakan profesi yang mengedepankan perilaku caring dengan pemberian perlindungan, mempromosikan kesehatan klien, mengoptimalisasikan kesehatan dan kesejahteraan klien, mencegah dari risiko sakit dan menjadi advokator kesehatan pribadi, keluarga dan juga komunitas. 

Dapat disimpulkan bahwa profesi keperawatan memberikan suatu pelayanan perawatan, pemenuhan kebutuhan, dan menjadi edukator kepada seseorang yang mengalami resiko sakit atau sudah sakit pada lingkup sempit seperti pada individual dan keluarga ataupun pada lingkup luas seperti komunitas dan masyarakat. 

Seseorang yang melakukan profesi keperawatannya disebut sebagai perawat. Perawat membutuhkan kesediaan, sikap tulus, rasa kasih sayang, bertanggung jawab, mampu berfikir secara kritis ketika melakukan pekerjaannya baik ketika proses interaksi maupun pemberian asuhan keperawatan (Mukhoriotin et al, 2021). Perawat juga mendedikasikan hidupnya demi merawat dan menjaga kesejahteraan pasien yang berada pada perawatannya.

Berdasarkan karakteristik perawat yang telah disebutkan aneh rasanya jika profesi keperawatan digarap oleh kaum pria bukan? Bukankah pria seharusnya memilih profesi yang berkaitan dengan pribadi maskulin seperti tentara, polisi dan pilot? Atau yang mampu menganalisis data dan memiliki problem solving yang sangat akurat? 

Pertanyaan ini sepertinya beberapa orang sepakat untuk mengatakan hal tersebut karena pria harus menampilkan sikap berani, tegas dan berhati dingin beda halnya perawat yang memiliki sikap lemah lembut, memberi perhatian yang lebih dan kesabaran ketika menghadapi kliennya(Kuhse et al., 2016). 

Kouta C & Kaite CP (2011) juga mengungkapkan bahwasanya keperawatan merupakan profesi yang identik dengan kelamin perempuan melalui proses hubungan yang esensialis tentang kepedulian perempuan seperti sifat seorang ibu. 

Hal yang mendukung rapuhnya mentalitas sosial terhadap pria yang mengikuti jalan di keperawatan adalah sejarah perawat berkembang dari seorang biarawati yang bernama Florence Nightingale dan didominasi oleh karakter perempuan lainnya sehingga dalam hal profil demografis, persepsi keperawatan sebagai pekerjaan kaum wanita saja dengan rasional keperawatan merupakan profesi keperawatan yang secara tradisioanal dikembangkan oleh perempuan (Wulandari, 2012) Penyebab karena rendahnya pria memilih profesi keperawatan karena mereka mengira bahwa karir seorang pria pada keperawatan tidak akan berjalan mulus dan bertahan dalam waktu yang lama. Selain itu, ketika mahasiswa kurangnya panutan seorang tokoh keperawatan dengan gender pria sehingga menciptakan perbedaan dalam sikap peduli antara wanita dan pria dan takut karena akan bersentuhan daerah yang intim (MacWilliams et al., 2013)

Pada diagram batang yang ditampilkan pada diatas merupakan hasil penelitian terkait perspektif pasien pada perawat pria di Negara India. Diagram batang menunjukkan bahwa perspektif pasien terhadap perawat pria memiliki hasil negatif yang tinggi dibandingkan hasil positif ((Sharma et al., 2021). Artinya bahwa kerapuhan mentalitas sosial terhadap pola pikir dan pandangan pria menjadi seorang perawat tidak hanya terjadi di Indonesia. Akibat mentalitas yang dimiliki masyarakat bahwa perawat hanya diperuntukkan untuk kaum wanita saya menjadikan pria enggan mengambil perawat sebagai profesinya.

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 di Negara Uni Emirat Arab menunjukan hasil bahwa pria hanya berkontribusi sebagai kurang dari 8% dengan total jumlah perawat sebanyak 53,915(Bell, 2013). 

Pada tahun 2011 perawat pria Amerika Serikat terdiri dari 9,6% dari total tenaga ketenagakerjaan keperawatan nasional (Biro Sensus AS, 2013). Adapun di negara-negara timur, khususnya Asia, memiliki total perawat pria kurang dari 20% dari seluruh jumlah perawat, sedangkan pada negara-negara barat terdapat 15% perawat pria dari total keseluruhan jumlah perawat. Hal ini menjadi suatu sorotan penting karena mengapa terdapat perawat pria meskipun perawat wanita lebih banyak dibandingkan dengan perawat wanita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline