Lihat ke Halaman Asli

"Demokrasi Salah Kaprah"

Diperbarui: 9 September 2015   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Zaman sekarang ini, semua harus ditonjolkan. Bila tampan atau cantik, tonjolkan ketampanan dan kecantikan kita. Bila kaya, tonjolkan kekayaan kita. Bila pintar, tonjolkan kepintaran kita. Dengan begitu, orang akan banyak yang mengenal kita. Karna semakin dikenal, makin mudah kita menghasut menggiring opini banyak orang. Terlepas dari itu benar atau tidak, karna itu hanyalah hal sepele jika kita mempunyai keahlian dalam mempermainkan kata-kata.

Nah karena trend ini. Saya, sebagai warga negara yang selalu ingin mengikuti trend. Saya juga ndak mau toh terlihat seperti biasa-biasa saja. Saya juga mau seperti itu, mangkanya sekarang saya mau mencobanya. :))

Soal demokrasi. Demokrasi sudah diajarkan ketika kita masih berada di bangku SMA, bahkan SMP kalau ndak salah. Nah singkat saja, menurut Aristoteles demokrasi adalah "sebuah kebebasan". Sedangkan menurut Charles Costello adalah suatu kebebasan bagi warga negara dalam melindungi hak-haknya. Mungkin banyak yang menganggap (termasuk saya) bahwa demokrasi itu bebas. Bebas dalam artian sebebas-bebasnya. Tak peduli salah atau tidak yang penting kita punya "peganggan" yang bernama demokrasi.

Semisal, ada seorang pejabat publik yang terjerat kasus korupsi, disidang, terbukti bersalah, lalu mengajukan banding dan ditolak dengan yakinnya bilang bahwa dia di dzalimi dll. Oke, memang seorang terdakwa berhak atau mendapat kesempatan untuk mengajukan banding. Tapi yang perlu digaris bawahi adalah kata-kata di dzalimi tersebut. Kenapa sebegitu yakinnya gituloh. Saya heran. Hehehe.

Banyak, yang sudah jelas-jelas salah masih saja berusaha membela diri. Alasannya, lho.. ini kan hak saya, bla bla bla. Oke memang hak anda. Seorang pencuri pun berhak mengatakan bahwa dia tidak bersalah (mencuri) tapi jika kenyataannya berkata lain? Maksud saya gini. Jika memang salah, ya sudah salah. Ayo kita sama-sama belajar bertangung jawab atas apa yang telah kita buat. Apapun itu. Oh ya sih.. saya hampir lupa bahwasanya. "Kebenaran di zaman sekarang ini adalah tentang versi dan kepentingan siapa.!"

Nah.. jika ini benar, berarti saya salah besar. Mohon dimaafkan, saya cuma bercanda kok.! Heuheuheu

Salam. #GBU




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline