Beberapa menit yang lalu saya membaca status di bbm milik seorang teman di luar Jawa, beliau menyatakan kekhawatirannya akan "hilangnya" para pelamar kerja di negeri sendiri, jika nantinya pada tahun dua ribu sekian, perusahaan berkelas mensyaratkan kecakapan berbahasa Inggris pada saat mereka melamar di perusahaan tersebut. Sebenarnya tanpa disadari keadaan ini telah berlangsung cukup lama, bahkan bahasa Inggris seolah menjadi bahasa nasional bagi para pencari kerja di tanah air. Untuk itu bagi para pelamar kerja yang kurang fasih dalam berbahasa Inggris merasa minder untuk bekerja di tempat tersebut.
Tak bisa dipungkiri memang, bahasa Inggris telah menjadi bahasa dunia internasional, bahkan disebuah benda sederhana pembersih alas kaki yang biasa diletakkan didepan pintu masuk ada tulisan "Welcome". Contoh sekecil itu bisa jadi indikator betapa hebatnya bahasa Inggris merajai disegala aspek kehidupan umat manusia.
Agar terkesan gaul dan modern, maka dipakailah istilah yang keinggris-inggrisan meskipun kadang penempatan dan penulisannya keliru. Contoh lain seperti yang tertera di gerobak penjual ayam goreng tepung. Entah karena ingin dikatakan keren atau menyerupai nama kuliner sejenis yang telah ternama tersebut maka dipakailah embel- embel "Fried Chicken". Oke lah, kalau mungkin maksud penulisan kata tersebut sebagai strategi marketing tak terlalu menjadi permasalahan asalkan kalimat asli dalam negeri sendiri harus lebih dominan daripada bahasa asing tersebut.
Republik yang tak lama lagi merayakan kemerdekaan ke 73 lambat laun bisa kehilangan jati diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Jika hal tersebut benar - benar terjadi bahasa nasional kita hanya akan menjadi bahasa kedua, apakah kita rela mengganti bahasa nasional dengan bahasa asing ? Apa kita lupa pada isi sumpah pemuda yang dengan lantang menyatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan. Dan kalau perlu, mereka yang berada di luar Indonesia wajib berbahasa Indonesia bila berkunjung di negeri ini.
Salam Merdeka
Aku cinta Negeriku Indonesia
Purwokerto, 09022018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H