Lihat ke Halaman Asli

Peran Mahasiswa dan Pemuda dalam Mencegah Disintegrasi Bangsa Akibat Eforia Pesta Demokrasi yang kebablasan

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Dewasa ini selalu saja kita menyaksikan perdebatan-perdebatan panjang dalam ajang pesta demokrasi dengan dinamika yang berbeda-beda baik itu di media elektronik, cetak, dan online. Masing-masing media seakan punya corong dan gaya tersendiri dalam memberikan informasi ke masyarakat luas. Namun hal yang sangat disayangkan adalah terjadinya konglomerasi media yang mana kepemilikan media oleh pihak swasta (private ownership) yang “terjun” dalam dunia politik.

Akhirnya terjadilah sumber berita yang kontennya meng”arahkan” kearah salah satu pihak yang sedang berkompetisi artinya gaya yang tidak berimbang sedang dimainkan, dampaknya masyarakat menjadi mulai terkuras pola pikirnya hingga akhirnya menjadi fanatik dan cenderung mengarah kepada disintegrasi antara sesama anak bangsa. Bahkan terjadi perdebatan, pertengkaran, kubu-kubuan, hingga amit-amit cabang bayi bila hal ini dibiarkan bisa terjadi kerusuhan skala luas yang berdampak pada persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia yang sangat kita cintai.

Mahasiswa sebagai agent of change dan socio control dalam alam demokrasi ini harus menitikberatkan pada persatuan bangsa, bukan malah terjun dalam politik praktis dan bahkan menggalang kekuatan dukungan yang masif. Itulah arah kebenaran dari kaum intelektual seperti mahasiswa dan pemuda.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline