Lihat ke Halaman Asli

Ada Mereka di Hatiku (part 5)

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

-saat jam makan siang-

Dari kejauhan kudengar langkah high heels, langkah memperdengarkan bahwa sang empunya kaki sedang diliputi rona bahagia, akh jadi tak tega meluruhkan semburat cerianya. Baiklah untuk kali ini, karena sudah beberapa kali Rei mengajakku lunchbreak bareng selalu ku tolak. Sekalipun sejujurnya aku senang sekali, tapi aku tak mau terlampau jauh memasuki ke kehidupannya. Aku merasa tak layak untuknya, itu saja.

"Abiii... Sudah selesaikan, walau belum pun aku akan paksa kamu.", tibatiba saja wanita itu sudah ada di hadapanku dengan rambut dikuncir, dan poni dibiarkan menjuntai. Cantik! Entah kenapa siang itu Rei terlihat berbeda, dan tanpa sadar aku terbengong-bengong dibuatnya.

"Abi... Hellooo... Abiii." Rei menyadarkan aku dengan mengibas-ibaskan jemarinya di wajahku.

"eh Rei... Sorry, tadi kamu bilang apa?"

"ah kamu, bi. Terpesona ya lihat aku. Ya ya ya, by the way udah rapih kan. Yuk ah cap cus."

"Cieee... Tunggu traktirannya nih." kata Doni Dkk, yang lewat meja kerjaku. Aku hanya mengacungkan jempol, entah apa yang aku maksudkan.

"Belum sih, tapi... Ya sudah yuk..."

***

Dua puluh lima menit kemudian aku dan Rei sampai di Cafe Toscana, setelah memarkirkan mobil Jazz warna kuning, kami masuk dan mencari tempat yang view-nya bagus. Aku baru kali ini, tempat makan yang lumayan berkelas.

Setelah menemukan tempat duduk yang diinginkan ku tarikan kursi untuk Rei dan aku duduk di hadapnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline