Lihat ke Halaman Asli

Ada Mereka di Hatiku (part 4)

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setelah beranjak dari meja kerja bu Dina dengan wajah sumringah, ku buka dan ku tutup kembali pintu ruangan yang memisahkan antara bos dan anak buah. Kreeek...


"Abi, gimana?? Kamu dapet SP ya...", rupa-rupanya Rei, gadis manis tengah gusar menungguku di luar ruangan bu Dina.


"Tenang, tenang Rei. Semuanya baikbaik aja kok.", aku mencoba meredakan kegusaran Rei dengan disertai senyuman manis.


"Bagaimana bisa tenang, kalau kamu dipecat tandem kerjaku yang bisa aku perolok siapa lagi coba, jadi apa kata bu Dina?", desak Rei.


"Ngga ada yang diSP ataupun yang dipecat, jadi kau tenang saja. Aku tetap jadi patner kerjamu yang tampan.", sambil kucolek dagu Rei dan bergegas menuju meja kerjaku.


"Huh! Menyebalkan. Gak tau apa kalau dikhawatirin.", gerutu Rei.


***


"Hei, kawan gimana tadi. Tante Dina ngomong apa dia, ngajak loe kencan ya?", Doni Simanjuntak staf marketing rupa-rupanya sudah menunggu di meja kerjaku.


"Sial loe Don!", sambil menarik salahsatu kursi untuk duduk, sebab kursiku dipakai Doni.


"Ya habisnya wajah loe itu kelihatan seneng banget sih sehabis keluar dari ruangan bu Dina. Dapet pelayanan ekstra ya Bi.", Doni menggodaku.


"Apa sih, ngawur loe Don ah.", kataku sambil menggerakan mouse untuk merampungkan pekerjaan yang tadi tertunda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline