Lihat ke Halaman Asli

Apakah Ada Kriteria Menjadi Wartawan?

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

,Sebelumnya saya mohon maaf.tanpa bermaksud menyudutkan profesi wartawan,saya ingin menyampaikan uneg-uneg saja.

Berawal dari keprihatinan munculnya media lokal di tempat saya bertugas sekarang.gaya tulisan,liputan berita,rubrik opini dari orang-orang yang 'terlihat' pintar karena ada embel-embel gelar di nama mereka terlihat murahan,tidak bermutu dan terkesan asal-asalan.belum lagi oknum wartawan mereka dalam meliput berita,sudah tidak lagi mengindahkan mungkin yang disebut kode etik pers.tulisan mereka bisa 'dipesan' karena adanya angpao dari orang yang diwawancarai.'pesanan' itu sendiri bisa jadi karena si 'pemesan' ingin 'keberhasilannya' ditulis atau tidak,tergantung 'pesanan' lagi.sepak terjang mereka sebenarnya sudah pada tahap yang meresahkan.

Dilihat dari latar belakangnya,si wartawan lokal ini kebanyakan tidak menyelesaikan studinya di universitas.bahkan yang lebih parah lagi,ada mantan tukang ojek,tiba-tiba menjadi wartawan. SMA saja tidak lulus. Setahu saya,untuk jadi wartawan itu sulit sekali. Ada serangkaian tahapan tes yang harus dilewati. Kemampuan menulis,tatabahasa yang baik juga mutlak diperlukan. Saya jadi ingat almarhum Edi Norman.meski tidak lulus sarjana,tapi dia mampu bahkan lebih dari itu. Tapi ini pengecualian.media lokal yang asalnya juga asal-asalan,dibuat asal-asalan,hasilnya pun asal-asalan juga.mungkinkah hal-hal seperti ini terus meracuni masyarakat awam? Ah,mendingan saya nunggu buka puasa saja sambil menatap sunset.. ,,




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline