Lihat ke Halaman Asli

Transjakarta Harus Berbenah

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1407686273436061554

Munculnya Transjakarta diharapkan dapat mengurangi para pengguna mobil pribadi dan kendaraan bermotor. Awal kemunculannya Bus Transjakarta terlihat segar, nyaman, dan terlihat gagah melaju di jalur khusus busway. Dengan keunggulannya tersebut pemerintah dan juga masyarakat Indonesia berharap para pengendara mobil dan motor tertarik dan beralih menggunakan angkutan yang lebih nyaman yakni Transjakarta.

Mungkin tak hanya saya yang mengeluhkan buruknya Transjakarta saat ini. Perlahan-lahan shelter Transjakarta memang terlihat banyak. Begitu juga dengan unit busnya yang katanya bertambah. Namun saat saya menggunakan Transjakarta jurusan Kampung Melayu - Harmoni, kondisinya sangat buruk. Bus yang saya naiki ini berwarna abu-abu. Jauh berbeda dengan bus Transjakarta jurusan Blok M - Kota, Senen-Kp Rambutan dan lainnya.

Pasalnya, bus jurusan Kp Melayu yang saya naiki ini kondisinya parah. Pintu bagian belakang tidak bisa tertutup rapat, bahkan ketika supir memencet tombol otomatis penutup pintu, terdengar suara besi yang patah dan cukup mengagetkan buat saya yang tengah duduk di kursi paling belakang. Alhasil, AC bus tidak terasa karena pintu yang tidak tertutup rapat. Bunyi keras itu menyadarkan saya dengan kondisi keseluruhan bus. Karena gusar, saya sempatkan untuk mendokumentasikan kondisi bus seadanya.

Tak hanya itu saja, bus Transjakarta ini terlihat kumuh bagian dalamnya, karena terdapat pecahan di kaca plastik pembatas area wanita dan pria. Bagian atapnya terlihat tidak lagi rapi, mungkin saja bisa bocor saat hujan turun, seperti kondisi bus Transjakarta jurusan UKI - Mall Moi saat sebelum diganti dengan unit baru (jurusan ini dulunya saat hujan air bisa masuj ke dalam bus), tapi semoga saja tak seburuk dugaan saya.

Sebagai pengguna kendaraan umum, hal ini membuat saya geram melihatnya. Jika awalnya ditujukan untuk menarik hati pengendara pribadi bagaimana mungkin tujuan tersebut tercapai. Kondisi bus yang buruk (apalagi kalau sudah penuh sesak) saya yakin, pengendara mobil dan motor pribadi tak akan melirik Transjakarta menjadi pilihan mereka untuk menuju kantor, mall, dll.

Berharap sekali Transjakarta dan jajaran Pemerintah membenahi diri, untuk memanusiakan pengguna transportasi umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline