Lihat ke Halaman Asli

Pengembangan Desa Binaan Melalui Aplikasi Teknologi Tepat Guna Bidang Hayati di Cilengkrang, Kabupaten Bandung

Diperbarui: 30 November 2021   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Tim Pengabdian Masyarakat ITB yang diketuai oleh Prof. Dr. Budi Sulistianto dan anggota Tim Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha sejak tahun 2019 telah melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Konsep yang diusung dalam pengabdian masyarakat kali ini adalah pengembangan desa binaan melalui pengaplikasian teknologi tepat guna di bidang hayati. 

Pengabdian masyarakat di desa binaan ini telah berlangsung selama tiga tahun, dengan masing-masing tahun dilakukan pelatihan yang berbeda namun saling berkaitan. Di tahun ketiga ini, pada 15 Agustus 2021, pelatihan yang diberikan kepada kelompok Tani Sumber Mukti berfokus pada peningkatan kapasitas budidaya BSF (Black Soldier Fly), pengolahan pascapanen BSF dan juga teknologi pupuk cair hayati  sebagai produk turunan dari budidaya BSF.

Hingga saat ini, Kelompok Tani Sumber Mukti telah memproduksi ribuan BSF dan telah memiliki target pasarnya sendiri. Untuk meningkatkan produktivitas dan juga nilai produk BSF yang dibudidayakan, dilakukan pengembangan dan inovasi aktivitas pascapanen BSF. Produk turunan berbahan dasar BSF dan metabolit yang dihasilkan dari proses konversi materi organik oleh BSF dapat dimanfaatkan. Beberapa produk olahan dari BSF adalah tepung BSF yang tinggi akan kandungan protein. Tepung ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pellet ikan yang saat ini kebutuhan pakan ikan juga meningkat. Pada pelatihan ini, anggota kelompok tani dilatih dasar-dasar untuk membuat pellet pakan ikan.

Pada pelatihan ini juga peserta diperkenalkan dengan teknologi sederhana pembuat pellet yang dapat dibuat menggunakan barang-barang yang mudah diperoleh. Mesin sederhana ini diatur dengan kemiringan tertentu dan juga kecepatan yang dapat diatur. Bahan baku pembuat pellet diletakkan di dalam wadah yang berputar lalu secara kontinu disemprotkan air sehingga bahan pellet akan terkoagulasi dan menggumpal menjadi pellet.

Dok. Pribadi

Dok. Pribadi

Selain produk utama berupa biomassa, budidaya BSF juga menghasilkan produk metabolisme sampingan berupa cairan organik hasil dari biokonversi substrat pakan BSF. Cairan ini dikenal dengan istilah air lindi. Lindi memiliki kandungan organik yang tinggi yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk nutrisi tanaman. Pada pelatihan kali ini, peserta diberikan materi dan praktik pembuatan pupuk cair hayati berbasis lindi. Kedepannya, diharapkan para anggota Tani Sumber Mukti dapat mengaplikasikan kegiatan produksi pupuk cair hayati dan pellet ikan berbasis BSF secara mandiri dengan memanfaatkan teknik yang sudah diajarkan, peralatan, dan fasilitas yang telah diberikan oleh tim Pengabdian Masyarakat. Pengawasan, pemantauan dan koordinasi akan terus dilakukan agar kegiatan ini dapat terus berkembang, sehingga dapat membantu mencapai tujuan pertanian terpadu dan meningkatkan perekonomian anggota kelompok tani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline