Lihat ke Halaman Asli

Sosok Muhadjir Effendy di Mata Kader HMI

Diperbarui: 15 Maret 2023   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Selama 76 tahun Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berkontribusi dalam pembangunan di Indonesia. Kontribusi ini termanifestasikan dari banyaknya alumni HMI yang bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju. Termasuk salah satunya Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

HMI konsisten mendoktrin kader-kadernya untuk mengutamakan kepentingan umat dan bangsa. Hal ini tercermin pada diri Muhadjir sebagai mantan Menteri Pendidikan dan Menko PMK. Terbukti dari banyaknya terobosan yang diciptakannya. Perannya dalam membangun pendidikan, kepemudaan, hingga kesehatan merupakan wujud kepeduliannya terhadap masalah-masalah umat dan bangsa.

Mantan Ketua Umum HMI Periode 2013-2015 Arief Rosyid, mengatakan kontribusi Muhadjir dalam mendorong agenda pembangunan manusia dan kebudayaan di Indonesia relevan dengan komitmen yang diberikan HMI kepada seluruh kader dan alumninya.

"Muhadjir sukses menjadi representasi HMI dengan mewujudkan tujuan HMI dalam menciptakan insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT," ungkap Arief.

Arief juga mengatakan apa yang diraih Muhadjir saat ini merupakan hasil dari tahapan yang panjang. Pengalamannya sebagai Ketua Umum HMI Malang tahun 1980 menunjukan kualitas Muhadjir sebagai pemimpin sejak mahasiswa.

"Apa yang beliau dapatkan hari ini merupakan buah dari apa yang beliau tanam sejak muda. Salah satunya dengan pengalamannya sebagai Ketua Umum HMI cabang Malang." ungkap Arief Rosyid yang juga merupakan Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia (BSI).

Keterbukaannya terhadap generasi muda tampak pada caranya mendidik umat di HMI, Muhammadiyah, NU, dan organisasi Islam lainnya. Sikapnya yang terbuka dengan kritik membuat komunikasi terasa lebih dekat.

"Beliau juga pemikir ulung, terbuka terhadap kritik, dekat sama generasi muda. Walaupun usia saya terpaut 20, 30an tahun, tapi komunikasi sama beliau itu seperti nggak ada jarak," tutur Arief.

Tidak hanya itu, kata ARief, kesederhanaan Muhadjir juga merupakan sesuatu yang perlu diteladani dari seorang pemimpin. Kebiasaannya untuk menggunakan kendaraan umum atau bersepeda ke kantor membuatnya berbeda dari pejabat publik lain.

"Beda dari yang lain pokoknya, orangnya sangat sederhana sehingga dianggap layak jadi pemimpin," pungkasnya.

(Hasna Hafizhah, Universitas Brawijaya, 2020)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline