Berawal dari perhatian penulis terhadap keluh kesah anak didik penulis di suatu lembaga bimbingan belajar, maka saya beranikan untuk menulis artikel ini dengan tujuan agar para orang tua lebih memberi perhatian terhadap pendidikan anak. Tentu hampir dari kita semua memiliki pemikiran yang sama yaitu Pendidikan adalah prioritas utama bagi anak, begitu bukan ?
Oleh karena itu, sebagai orang tua pasti akan selalu berusaha keras bekerja untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak, dan kabar baiknya pemerintah memberikan perhatian khusus dalam hal pendidikan dengan menggratiskan pendidikan di Indonesia dari SD sampai jenjang SMA.
Satu hal yang masih perlu diperhatikan adalah, dengan menyekolahkan anak ke sekolah formal tidak berarti tanggung jawab sebagai orang tua untuk mendidik anak beralih menjadi tanggung jawab Bapak/Ibu guru disekolah. Saya pernah memiliki pengalaman mengajar yang menurut saya unik tapi juga membuat saya sampai "mengelus dada".
Saat saya mengajar mapel matematika untuk kelas 9, salah satu perhitungan harus diselesaikan dengan cara perkalian dalam bentuk pecahan biasa. Sebagaimana yang kita tahu, perkalian pecahan ini dapat disederhanakan dengan mencoret bilangan pada penyebut dan pembilangnya agar bentuk pecahan menjadi lebih sederhana.
Hal yang membuat saya cukup kaget adalah, ada beberapa siswa yang ternyata tidak mengetahui cara menyederhanakan pecahan tersebut, padahal sebagaimana kita tahu materi itu merupakan materi yang sudah didapatkan dari SD dan merupakan salah satu hal dasar dalam perhitungan matematika. Akhirnya saya mencoba menjelaskan kepada mereka cara menyelesaikan perhitungan tersebut.
Saya akhirnya penasaran dan bertanya kepada mereka, "Bagaimana mungkin hal dasar seperti itu tapi kalian belum bisa ?" dan mereka hanya menjawab "iyaa memang karena belum bisa pak, lupa".
Hal lain lagi terjadi saat mengajar salah satu bab mapel Matematika kelas 9, dan mereka benar-benar belum mengerti apapun. Akhirnya saya bertanya lagi, "Apa tidak diajarkan disekolah ?" dan mereka menggangguk kompak dan menjawab "gurunya cuma masuk, ngasih tugas terus keluar lagi, kalo ada yang bingung suruh nanyanayin" begitu kata mereka.
Saya masih heran apa benar ada guru yang seperti itu ? atau sistem pendidikan yang salah ? atau kemajuan zaman ini membuat anak-anak menjadi generasi pemalas yang lebih suka aktif di dunia maya daripada aktif bertanya tentang ilmu pengetahuan yang akan menjadi bekal untuk mereka dimasa mendatang ?
Disinilah tugas kita sebagai orang tua memberikan pendidikan dirumah, contoh hal kecilnya adalah memastikan mereka belajar dirumah tanpa memegang smartphone. Jika kita masih mengerti tentang materi pelajaran anak, bantulah anak untuk bisa mngerti tenatng materi tersebut. Mungkin dalam hal ini banyak orang tua yang akan menjawab, "kita mah udah tua udah ga ngerti pelajaran anak sekarang, udah susah". OKE, mungkin banyak materi pelajaran yang kita tidak tahu, lalu bagaimana agar anak menjadi tahu ?
Salah satu caranya adalah memasukkan mereka ke lembaga pendidikan non-formal, karena kebanyakan anak akan berani bertanya saat mereka belajar di bimbel (Bimbingan Belajar) ketimbang disekolah. Jika merasa berat untuk memasukkan ke lembaga bimbingan belajar karena masalah biaya, masih ada banyak hal simpel yang bisa kita lakukan, contohnya coba cari penjelasan tentang materi tersebut di internet, simpel bukan ? Lalu, kita pasti memiliki tetangga kan ? Kenapa kita tidak coba meminta bantuan dari tetangga kita yang memiliki anak yang cerdas untuk menerangkan ? Jangan heran, banyak anak akan lebih mudah mengerti saat dijelaskan oleh teman sebaya nya daripada dijelaskan oleh guru itu sendiri, mengapa ? Karena saat belajar bersama teman sebaya, mereka lebih berani untuk bertanya, dan tidak canggung sehingga mereka menikmati proses pembelajaran itu dan ilmu akan lebih mudah diserap dan dimengerti oleh anak.
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk membantu anak dalam belajar, yang perlu kita tanamkan dalam diri adalah, "Anak adalah titipan spesial dari Tuhan yang harus mendapatkan sesuatu yang spesial dari kita".