Lihat ke Halaman Asli

Ini Dia Fakta Nyata tentang BPJS Kesehatan

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian orang, BPJS dianggap kurang ok. Katanya program baik, tapi pelaksanaannya tidak maksimal. Katanya... katanya... kritik... kritik dan kritik. Coba dengarkan apa yang dikatakan  oleh mereka yang sudah mendapatkan pelayanan dari BPJS. Sungguh berbeda dengan sejumlah kalangan yang pekerjaannya hanya mengkritik saja. Ucapan dari para pengguna dan yang mendapatkan manfaat dari BPJS, sungguh membesarkan hati para tenaga kesehatan di klinik, puskesmas atau rumah sakit. Mereka merasa dihargai.

“Terima kasih... untung ada BPJS,” ucap seorang tukang bangunan yang istrinya melahirkan di sebuah RSUD. Dia tidak perlu keluar biaya, karena sudah terdaptar sebagai peserta Jamkesda (jaminan kesehatan daerah), yang sejak Januari lalu diintegrasikan ke program BPJS. Seluruh peserta Jamkesda, otomatis menjadi peserta BPJS.

“Sangat membantu... sangat meringankan...” kata seorang pegawai rendahan di sebuah sekolah swasta. Sekolah tersebut mendaftarkan seluruh karyawannya di Jamsostek. Seluruh peserta Jamsostek otomatis menjadi peserta BPJS Kesehatan. Karyawan tersebut juga merasakan terbantu oleh BPJS ketika istrinya melahirkan. Biaya persalinan bidan di klinik yang seharusnya dibayar sekitar Rp 1.200.000, sudah dilunasi oleh BPJS Kesehatan.

Suatu hari, ada seorang tunawisma sakit di daerah Bogor. Warga sekitar berinisiatif membawa orang itu ke sebuah klinik yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Apa yang terjadi? Klinik tersebut menerima pasien tunawisma itu dan merawatnya sekian lama. Mereka mau karena sudah dijamin oleh BPJS Kesehatan. Orang miskin dan tuna wisma, ternyata dijamin oleh BPJS Kesehatan.

Memang benar masih banyak kekurangan BPJS kesehatan di sana-sini. Tapi jangan sampai kekurangan itu menghambat dan mengurangi hak orang lain yang seharusnya mendapatkan layanan BPJS kesehatan seperti tukang bangunan, pegawai rendahan dan tuna wisma di atas. Meski banyak kekurangan, banyak juga orang yang sudah mendapatkan manfaatnya. Jika memang banyak kekurangan, apa yang bisa kita lakukan agar program baik ini menjadi lebih baik. Sehingga makin banyak warga yang mendapatkan manfaat maksimal dari BPJS kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline