Webinar sebagai bagian dari transformasi digital di dunia pendidikan telah menjadi salah satu cara efektif untuk meningkatkan kompetensi guru. Komunitas belajar daring yang terbentuk melalui webinar menawarkan kesempatan bagi guru dari berbagai daerah untuk berbagi ilmu, memperluas wawasan, dan memperoleh informasi terkini terkait pengajaran.
Namun, keberadaan webinar menghadapi tantangan besar dengan munculnya peraturan baru yang menghapus kewajiban guru untuk mengunggah dokumen sertifikat dalam pengelolaan kinerja. Tulisan ini mengupas perubahan dinamika webinar komunitas belajar sebelum dan sesudah diberlakukannya peraturan tersebut. Fokus utamanya adalah bagaimana perubahan ini memengaruhi motivasi guru yang sekadar memburu sertifikat dibandingkan dengan mereka yang serius ingin mendapatkan ilmu.
Pendahuluan
Webinar telah menjadi metode populer untuk pelatihan dan pengembangan profesional guru di era digital. Salah satu pendorong utama partisipasi guru dalam webinar selama ini adalah pemberian sertifikat yang digunakan sebagai bukti pengembangan diri dalam pengelolaan kinerja. Namun, peraturan baru yang menghapus keharusan mengunggah dokumen sertifikat dalam Sistem Penilaian Kinerja Guru (PKG) menjadi titik balik yang signifikan. Dengan kebijakan baru ini, muncul pertanyaan: apakah guru tetap termotivasi untuk mengikuti webinar, terutama komunitas belajar? Apakah fokus mereka akan bergeser dari sekadar mengejar sertifikat menuju upaya serius dalam memperoleh pengetahuan? Tulisan ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut melalui analisis ilmiah.
Webinar di Masa Lalu: Fungsi Ganda Ilmu dan Sertifikat
Peningkatan Kompetensi Guru
Webinar dulu menjadi medium strategis dalam peningkatan kapasitas guru. Dengan kemudahan akses, guru dapat mengikuti pelatihan dari mana saja. Webinar juga sering kali dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik, seperti strategi pembelajaran, inovasi teknologi pendidikan, atau manajemen kelas inklusif. Namun, di balik dampak positifnya, motivasi banyak guru mengikuti webinar lebih sering dipengaruhi oleh sertifikat yang diperoleh. Sertifikat ini diperlukan untuk memenuhi kewajiban administratif, seperti kenaikan pangkat atau penilaian kinerja. Dalam beberapa kasus, guru hanya hadir secara pasif untuk memenuhi syarat mendapatkan sertifikat.
Fenomena Pemburu Sertifikat
Fenomena "pemburu sertifikat" menjadi salah satu sisi gelap dari popularitas webinar. Guru yang terlibat dalam pola ini hanya memprioritaskan kehadiran formal tanpa niat untuk benar-benar belajar. Sertifikat menjadi tujuan akhir, bukan ilmu atau penerapan praktik yang diharapkan. Di sisi lain, guru-guru yang sungguh-sungguh belajar mengeluhkan bahwa webinar sering kehilangan maknanya karena sebagian peserta hanya hadir secara simbolis.
Perubahan Kebijakan: Dampaknya pada Motivasi Guru