Lihat ke Halaman Asli

Ketika Habib Umar Meminta Maaf

Diperbarui: 29 Juni 2018   02:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika Habib Umar meminta maaf

* Catatan dari Tarim : Ketika Habib Umar meminta maaf

Malam Senin, 10 Syawal 1439 H.

Aku berjalan terburu-buru menuju rumah Habib Umar. Waktu sudah menunjukkan pukul 21:50, padahal aku sudah diberi tahu bahwa acara 'rapat dauroh' bersama beliau akan dimulai tepat jam 21:30 waktu Tarim.

" Sudah pasti terlambat.." Aku membatin dalam hati

Huft.. Semua gara-gara syahwat perutku yang selalu minta dimanja dan dituruti. Antrian di Mat'am Jamalah di malam itu benar-benar menyita waktuku. - untung aku cuma nunggu aja gak ikutan ngantri - . Pesananan siap dan waktu sudah lewat dari jam setengah sepuluh ! Terpaksa aku makan secepat-cepatnya lalu pamit duluan pada teman-teman makanku untuk segera menuju rumah Habib.

Aku sampai di halaman rumah beliau. Tapi anehnya tampak dua orang yang selalu 'mengikuti' agenda-agenda Habib Umar masih ngobrol santai di luar. Mereka berdua adalah Syaikh Mus'ab dari Manchester - dulu sebelum masuk Islam bernama 'Lucky' - dan Ali Mubayyid dari Australia.

" Apa jangan-jangan acaranya batal ya ? Atau sudah selesai ? " fikirku..

Aku memasuki rumah Habib, dan ternyata sudah berkumpul puluhan orang di ruang tamu, kebanyakan memang santri-santri Habib Umar dari berbagai negara, ada yang dari Inggris, Jerman, Australia, Afrika selatan, Amerika, Filiphina, Malaysia dan tentunya Indonesia. Mereka ini adalah pelajar-pelajar yang ditugaskan untuk menyambut dan membimbing para peserta dauroh yang akan tiba sebentar lagi. Tiap tahunnya, Habib Umar memang mengadakan Dauroh Shofyah, semacam pesantren kilat di liburan musim panas yang berlangsung selama 40 hari dengan para peserta yang berasal dari 5 benua.

Waktu itu ternyata Habib Umar belum hadir di tempat. sambil menunggu beliau, Habib Bakri Al Hamid menyampaikan wejangan-wejangannya. Suguhan Teh merah dan Teh Hijau sudah datang dua kali..

Suasana tiba-tiba berubah, orang-orang yang ada diluar berdiri, alamat bahwa ia yang ditunggu-tunggu telah tiba. Dan benar saja.. Beliau dengan senyuman khasnya datang memasuki ruang acara..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline