Lihat ke Halaman Asli

Mudah Dapatkan Modal, UMKM Kini Lebih Siap Hadapi MEA

Diperbarui: 4 November 2015   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) terus mengupayakan agar masyarakat Indonesia siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Salah satunya dengan cara memberikan kemudahan bagi para pelaku koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM) dan memberikan pelatihan atau pengambangan dari KUMKM tersebut.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengatakan akan mempermudah pemberian modal dan proses yang tidak menyulitkan pelaku usaha. Menurutnya kemudahan permodalan ini membuat pelaku KUMKM tersebut bergairah dan diharapkan produk yang dihasilkan pun bisa bersaing dengan produk dari luar negeri.

Meski beban pembiayaan atau bunga kredit yang diberikan tidak semurah negara tetangga, tutur Agus, kemudahan atau prioritas terhadap akses ke lembaga keuangan terhadap UMKM, pada akhirnya bisa mendorong daya saing mereka dan lebih kompetitif. Dia memberi contoh Malaysia yang meberi bunga kredit di bawah 4 persen pada UMKM, sementara di Indonesia sendiri menerapkan bunga rata-rata 10 persen. Namun di negara tetangga tersebut proses pemberian kreditnya tidak semudah di Indonesia.

Kemudahan lainnya yang akan dilakukan adalah penyediaan informasi akurat tentang kondisi dan peluang bisnis di negara Asean lainnya. Selain itu pihaknya juga menyediakan fasilitas perizinan skala nasional dan lintas Asean, yang dipastikan melalui proses mudah.

”Kami bahkan memfasilitasi KUMKM mendapatkan sertifikasi produk yang dihasilkan mereka. Setifikasi dengan standar itu akan membantu mereka memasarkan produk ke pasar tunggal Asia Tenggara. Prosesnya juga dipermudah,” ungkap Agus.

Meskipun demikian Agus menegaskan ada satu hal penting yang harus diketahui oleh pelaku KUMKM dalam menghadapi MEA yaitu pengetahuan soal peluang yang harus dimaksimalkan ketika memulai usaha agar produk yang dihasilkan pun bisa diterima pasar. Hal itu dilaksanakan bersamaan dengan efisiensi proses produksi dan manajemen usaha.

“Ketika pasar tidak menerima produksi mereka, secepatnya bisa membaca situasi tentang kesalahan untuk diperbaiki. Itulah arti penting peningkatan wawasan terhadap KUMKM,” ucapnya.

Salah satu koperasi yang masuk dalam program pengembangan Kemenkop dan UKM adalah Koperasi di Jambi yang mempunyai usaha unggulan, di antaranya Koperasi Kajang Lako di Kota Jambi dengan usaha Batik Jambi, Koperasi Sembilan di Kabupaten Merangin dengan usaha beras dan Koperasi Wanita Dodol Kentang Kayo dengan usaha Dodol Kentang. Kemenkop dan UKM telah melakukan penataan kelembagaan koperasi yang mempunyai usaha unggulan yang tersebar di Kabupaten/kota dalam provinsi ini.

"Koperasi yang punya usaha unggulan sudah siap menghadapi MEA dan bersaing secara global, jadi peran Dinas Koperasi melaksanakan pembinaan semaksimal mungkin kepada kelembagaan usaha," kata Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi Provinsi Jambi, Lanjariyanto

Lanjariyanto menjelaskan Dinas Koperasi Provinsi Jambi sendiri juga menyusun program dalam rangka peningkatan SDM pelaku usaha, salah satunya melatih pengurus dan pengelola, khususnya koperasi yang sudah mempunyai usaha unggulan.

Menurutnya jika koperasi di Jambi tidak mampu mempersiapkan diri dalam dunia usaha, tentu saja ke depan akan ketinggalan. Untuk itu peran kabupaten diharapkan berjalan seiring dengan pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Provinsi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline