Lihat ke Halaman Asli

Pende Lengo

Mahasiswi Psikologi UNG

Menu Makanan Berbuka oleh Penghuni Kost di Rumah

Diperbarui: 22 Maret 2024   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kreasi makanan berbuka anak kost. Dokpri edit Canva

 

Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,
"Puasa adalah perisai maka jangan berkata kotor dan berbuat jahil. Jika ada orang yang mengajak bertikai atau mengejek maka ucapkan, 'Aku sedang berpuasa,' dua kali. Dan, demi Dzat yang diriku ada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya minyak misk (kasturi). Ia berpuasa dengan meninggalkan makan, minum, dan syahwatnya karena Aku. Puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang memberi pahalanya, sedangkan kebaikan dinilai sepuluh kali lipatnya." (HR. Bukhari & Muslim)

Ramadan merupakan bulan penuh rahmat, berkah, karunia, kemuliaan serta pahala yang dilipatgandakan dan pengampunan pencucian dosa. Kita sebagai umat Muslim harus berbahagia bersyukur bisa memuliakan tamu agung nan suci ini. Pun tak terkecuali dengan mereka yang mungkin menyambutnya namun tidak bersama keluarga. Mereka yang berada di rantauan dan tinggal di kost.

Tema Ramadan bercerita kali ini edisi hari kedua belas yang termuat dalam mystery topic 1 adalah kreasi makanan berbuka anak kost. Untuk itu saya akan menceritakan saja apa adanya tentang hasil kreasi makanan berbuka oleh anak kost.

Sebenarnya saat melihat tema misteri yang muncul demikian, saya berniat untuk berbuka di kostan teman teman saya, tapi kalau dipikir lagi, mereka lebih banyak beli atau makan di luar. Lantas untuk ide dalam misteri topik kali ini saya harus menemukan referensi yang seperti apa, berhubung saya hanya punya pengalaman menjadi anak pondok. Oh iya ya rumah saya kan udah jadi kostan sekarang, baru ingat duh gimana sih, yaudah langsung eksekusi saja temanya.

Di rumahku yang sekarang udah jadi kostan, ada empat kamar yang dihuni oleh orang luar. Dua kamar dihuni oleh masing-masing pasangan suami istri anaknya satu, sama sama suaminya penjual sayur keliling, jadi kalau dagangannya belum laku, ruang yang dulunya ruang tamu jadi pasar karena segala macam stoknya diletakin di situ, diplastikin sesuai ukuran, biar kalau mau beli gampang. Dua kamar lainnya itu diisi oleh laki-laki sendirian, hanya saja kerjaan mereka sering di luar, jadi gak tahu kalau jam berapa kalau udah pulang atau belum.

  

Penampakan stok jualan di ruang tamu. Dokpri

 

Penampakan stok jualan lainnya. Dokpri

Siang menjelang sore tadi, saya sudah mengamati apa yang dimasak oleh para istri dari masing-masing suami penjual sayur itu. Untuk menandai satu dengan lainnya sebutlah istilah ibu P kemudian yang satunya lagi ibu J.

Dimulai dengan ibu P sudah berada di dapur sebelum adzan ashar berkumandang, beliau menyiapkan kreasi berbuka dengan menu ikan goreng, tahu tumis, sayur campur dan kerupuk sebagai pelengkap makan untuk anaknya. Kemudian tak lama bergantian dengan ibu J yang memakai dapur. Beliau menyiapkan hidangan berbuka dengan tempe goreng potong kecil, tahu goreng untuk kemudian di tumis bersama. Jagung manis yang udah direbusnya duluan. Ada juga sayur campur wortel kentang.

Kurang lebih terlihat seperti masakan kreasi ibu-ibu pada umumnya, yang sambil masak anaknya teriak teriak heboh. Kupelototin sedikit aja nangis, cengeng deh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline