Lihat ke Halaman Asli

Pende Lengo

Mahasiswi Psikologi UNG

Mimpi Malam

Diperbarui: 24 Juli 2023   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tak ingin buru buru menulis tentangmu lagi sebenarnya, kalau aku tak menulis tentangmu, siapa gerangan yang sering muncul belakangan ini kalau bukan kamu.

Saban hari kamu muncul lagi dalam mimpiku yang entah apa lagi terjadi di sana atau mungkin benar wajah yang aku lihat waktu itu sulit diartikan ternyata membicarakan aku hingga perasaan aneh yang tak pernah diketahui justru menggangu hari harimu selepas 12 tahun ini. 

Biar kuingat lagi mimpi itu, sepertinya itu tak pasti jikalau memang kamu, nyatanya kau hanya diam dengan senyum tanpa berucap atau mungkin aku lupa apa pasal yang membuat mimpi itu sangat jauh dari kenyataan. 

Ya terlepas dari perihnya kerikil kehidupan yang ada saja datangnya, aku ingin berhenti menulis tentangmu sungguh aku tidak bercanda, namun sisi lain tak ada lagi yang pantas untuk ini selain kamu. 

Muncul di mimpi, senyum tanpa apa yang keluar dari sana membuat aku penasaran untuk tidak menulis lagi. Dan ajaibnya tanpa aku sadari kamu sudah mampu membuatku meneteskan sesuatu dari pelupuk mata. 

Kamu terlalu hebat. Itu kata yang dipilih kali ini. Kamu tahu apa... semua orang selalu mendapat keberuntungan dan juga merasakan karma. Kamu mesti sudah untuk yang pertama, namun yang kedua itu mungkin belum. Aku ingin tahu bagaimana perasaanmu untuk itu.

Setelah rembulan mengkhianati, langit malam menjadi bulan bulanan untuk dilewati, udara malam berubah menjadi duri, apa lagi kali ini... salah alamat di mimpi.

Oh ayolah aku ingin tidur agar mimpi itu jelas.

Gorontalo, 24 Juli 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline