Momen lebaran akan sangat bermakna bila kita merayakannya bersama dengan keluarga terdekat apalagi berada di kampung halaman tercinta. Hanya ada satu kata yang sangat erat kaitannya mengenai kampung halaman. Apa kata itu? Rindu jawabannya. Ya aku pernah merasakannya, bahkan parah.
Baik, untuk menanggapi hal demikian, dalam tantangan samber thr Kompasiana kali ini temanya adalah yang dirindukan dari kampung halaman. Untuk itu berikut aku akan merangkum atau menceritakan pengalaman serta segala hal yang kurindukan di kampung halaman tercinta.
Seperti yang pernah aku tuliskan sebelumnya, bahwa aku pernah merantau sendirian ke Jawa dari Gorontalo, lantas puasa sampai lebaran aku belum juga pulang ke kampung halaman. Sampai akhirnya aku sadar, tak bisa berlama-lama di kampung orang seperti ini. Karena rasanya aku telah melewatkan banyak sekali peristiwa yang sebenarnya itu hanya ada di kampung halaman tercinta, tak bisa didapat dari tempat lain.
Puncaknya aku begitu rindu dengan semua hal yang berada di kampung halaman, aku sampai tak bisa tidur sembari terus menatap rembulan di langit kala itu. Berusaha meretas rembulan.
Menghabiskan waktu semalaman dengan mengingat kenangan indah di kampung halaman yang udaranya sudah kuhirup, airnya sudah kumainkan, tanahnya sudah kuinjak sejak lahir. Kebanyakan darah, keringat dan air mata aku sudah tumpah di sana. Tak mungkin jika diri ini meninggalkannya begitu saja. Saat rembulannya tenggelam ditelan bangunan yang agak tinggi disebelah, aku tertidur dengan segala perasaan rindu di hati.
Besoknya langsung laporan mau pulang, rindu udah gak bisa ditahan lagi. Ingin pulang ke kampung halaman. Menyantap makanan-makanan khas daerah yang sangat bersahabat di lidah. Bertemu dengan orang-orang yang kusanyangi. Dan bermain-main dengan sumber daya alam yang terasa sedang berbicara dengan kulit.
Apalagi kalau sedang bulan puasa hingga lebaran. Pasti terlalu banyak kenangan masa kecil yang bertebaran di sudut-sudut kampung halaman yang seiring tahun sudah semakin berubah. Namun itu tak akan mengubah memori yang nyatanya masih tetap hidup dalam pikiran dan perasaan.
Koko'o atau toki sahur, bapotao di toko orang yang sekarang sudah bangkrut, shalat tarawih di masjid dekat rumah, bertemu kawan-kawan lama hingga menyambut tradisi Tumbilotohe di Gorontalo yang setiap tahun sukses menyita keindahan di kampung halaman. Pun pada lebaran demikian, tradisi mohile zakati, hingga hari raya katupat menjadi sesuatu yang sangat di nanti-nantikan setiap tahun di kampung halaman.
Hingga kini aku udah kembali ke kampung halaman. Dan sempat berkata dalam hati bahwa itu adalah pertama dan terakhir kali aku pergi dari kampung halaman tercinta ini. Aku tak ingin melewatkan waktu-waktu berharga yang seharusnya dihabiskan di kampung halaman bersama orang-orang kukenal dan kusayangi.
Sekian terkait dengan segala hal yang dirindukan dari kampung halaman menurut aku pribadi. Semoga kita semua tetap menjadi insan yang berguna untuk orang lain, agama dan negara terkhusus kampung halaman tercinta kita sendiri.