Lihat ke Halaman Asli

Pende Lengo

Mahasiswi Psikologi UNG

Kisah Tarawih Ramadan 2023 | Day 11

Diperbarui: 2 April 2023   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Habibi ya Muhammad
Atayta bissalami wal huda, Muhammad
Habibi ya, ya Muhammad
Ya rahmatan lil'alameena ya Muhammad
Ya man hallayta hayatana bil iman
Ya man bijamalika 'allamtal ihsan
Ya man nawwarta qulubana bil quran
Ya habibi ya shafi'i ya Rasul Allah

Alhamdulillah puasa pertama di bulan April telah kita lalui bersama. Hujan terus mengguyur April Ramadan kali ini, jadi tetap jaga stamina dan kesehatan tubuh agar bisa terus menjalankan ibadah dan amalan-amalan lainnya. Jangan lupa bersedekah dan terus berbagi kepada sesama.

Seperti biasa aku sedikit berkisah untuk mengkonsistenkan apa yang sudah membersamai kita selama bulan Ramadan. Kisah yang akan terus memotivasi setelahnya dan juga membangunkan memori kenangan masa lalu. Kisah yang akan menemani kedinginan. Kisah tarawih.

Cukup menguras tenaga rupanya ya, bersamaan mengikuti samber thr, kemarin nulis terus aja aku tu hingga sebelum hari itu berakhir, setelahnya ingin nulis kisah tarawih ehh ngantuk sudah tak bisa ditahan lagi. Akhirnya tertidur, belum juga sempat nulis kisah tarawih. Seharian memikirkan ide menulis lebih sulit ternyata ketimbang seharian langsung menulis mengalir tanpa hambatan. Jadi mohon maaf sekali atas keterlambatan tayang kisah ini.

Oke jadi semalam tu aku shalat tarawih di masjid perum, iqamahnya terlalu diundur, jadilah bacaan imam agak laju sedikit. Jamaah seadanya saja, tidak terlalu sedikit tidak terlalu banyak, orang yang kutunggu tunggu masih belum juga menampakkan batang hidungnya.

Ada yang menarik kulihat, ada mama Ana... herannya kok beliau pakai masker, rasanya ingin aku tanya anaknya si Ana  mana ya, belum pernah kelihatan lagi. Selebihnya seperti biasa, ada ibu-ibu takmirul masjid, bocil bocil and the geng, Jein and the geng, ehh ada lagi yang menarik ada keluarga A -awalan huruf A semua nama anggota keluarganya. 

Sebenarnya mereka memang sering hadir, cuman aku nya yang jarang ambil shaf di sebelah mereka. Kali ini aku di sebelah kakaknya atau si anak kedua sebutlah ay ay ay... Alya lah namanya, tuh kan agak lupa lupa emang. Ehh buset harum banget bau parfumnya, kurang lebih masih sama kayak baunya waktu bayi dulu. 

Kenapa aku tahu, ya karena waktu dulu aku sering ke rumahnya lah, jemput kakakku yang lagi main ke rumahnya, kan kakakku sama kakaknya seumuran, bedanya rumahnya sekarang gak di tempat yang dulu lagi, sekarang rumahnya ornamen minta ampun, bandar LPG ni boss. Tapi sekarang dia udah nggak mau tegur sapa aku lagi, salaman habis shalat aja kagak, langsung lipat sajadah, kabur. Ya sudah kukatakan di tulisan sebelumnya kan, aku kalah oleh zaman.  

Nggak apa apa aku masih menang kok, di jalan pulang masjid aku masih ngobrol sama Ka Maya -kakaknya Sri. Memang branding eksistensi diri itu perlu cuy.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline