Lihat ke Halaman Asli

Irwan Fecho

Pendekarst Sangkulirang

Regenerasi, Paradigma Baru Partai Demokrat

Diperbarui: 4 Mei 2020   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

demokrat.or.id

Jajaran kepengurusan baru Partai Demokrat telah diumumkan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), pada Rabu (15/4/2020). Darah muda banyak mengisi struktur kepengurusan ini.

 
Hal itu dimaksudkan demi kebangkitan partai, kemenangan jadi tujuan. Seperti dikutip dari Diamond dan Gunther (2001), mengungkapkan tipologi partai politik di Indonesia itu bersifat electoralist. Di mana, bertujuan ingin menang dalam pemilu.
 
Ketua Umum AHY menyebutkan rata-rata usia pengurus adalah 42 tahun, hampir sama dengan usianya, dengan rentang usia termuda 22 tahun dan usia tertua 60 tahun. AHY sendiri baru genap berusia 42 tahun pada Agustus. Sementara Sekretaris Jenderal Demokrat Teuku Riefky Harsya berusia 48 tahun.
 
Tak hanya itu, Ketua Umum AHY merampingkan jumlah departemen struktur kepengurusan; yang dulunya 65 departemen menjadi 11 departemen agar menyesuaikan dengan jumlah komisi di DPR.
 
Itu lah regenerasi di tubuh Partai Demokrat, sebuah terobosan dalam demokrasi Indonesia, di tengah masih menguatnya hasrat tokoh politik tua di luar Partai Demokrat untuk terus berkuasa.
 
Semua itu dilakukan dengan semangat melakukan perubahaan politik dan kepartaian yang terjadi selama ini di Indonesia, di mana nantinya melahirkan politisi dan kader-kader partai yang muda, cerdas dan berintegritas.
 
Di samping, AHY juga memberikan kesempatan kepada kader senior di kepengurusan, bertujuan untuk mengisi antara senior dan darah muda dalam kesempurnaan politik partai.  
 
Selain itu, Partai Demokrat sedang melakukan rekrutmen politik dengan ideal, sehingga menjadi pintu masuk sekaligus pendorong untuk demokrasi yang baik di Indonesia.
 
Sebab, kehadiran darah muda selalu membawa harapan baru demi perbaikan kualitas politik, bahkan mengkoreksi dalam situasi politik dan pembangunan bangsa.
 
Seperti ungkapan mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-Moon, di mana dia menggarisbawahi peran generasi muda dalam menciptakan dunia yang lebih baik dan aman, lalu penggalangan kekuatan mereka dalam pengambilan keputusan, program pembangunan serta kebijakan yang menguntungkan kelompok mereka, masyarakat secara umumnya, serta masa depan negara, termasuk keterlibatan anak muda dalam politik.
 
Kemudian, Partai Demokrat telah memberikan jawaban dengan mengelola dengan baik potensi darah muda dalam menghadapi tantangan politik yang makin terjal, serta kebutuhan elektoral yang rasional.
 
Di mana nantinya, sikap serta pandangan darah muda ini secara langsung maupun tidak langsung banyak memengaruhi dinamika politik nasional. Di mana Pemilu 2024 masih jadi ajang politisi dan pemilih berdarah muda.
 
Menukil data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pemilih berusia 17-38 tahun yang jumlahnya 55 persen pada Pemilu 2019, bakal meningkat sebanyak 60-65 persen pada Tahun 2024.
 
Kalkulasi yang tepat dan cermat dilakukan Ketua Umum AHY, dan telah menginvestasikan kader muda dalam kepengurusan. Investasi besar dan jangka panjang tentunya.
 
Ini modal besar Partai Demokrat untuk mengarungi dan mengembalikan masa kejayaan satu dekade silam, di saat banyak parpol-parpol masih terbelenggu status quo dan tetap memilih sosok senior dalam menahkodai organisasi.
 
Motivasi Politik
 
Terdapat asumsi partisipasi politik berkait erat dengan kemampuan warga bangsa untuk terlibat, termasuk anak muda atau milenial ini. Di mana sebagai bonus demografi Indonesia ke depan.
 
Berangkat dari asumsi itu, tampaknya Ketua Umum AHY membuka dan memberikan peluang terhadap darah muda untuk mengisi kepengurusan Demokrat saat ini.
 
Itu sebagai bentuk pendorong motivasi kepada generasi mudah untuk berpartisipasi politik. Sebab tingkat kritis anak muda dapat mengakibatkan psikologi partisipatoris di era disruption. Karena generasi sekarang membutuhkan komunikasi serta dibarengi marketing politik.
 
Dalam konteks komunikasi, itu bersifat dyadic atau timbal balik, guna mengakomodir keresahan para generasi milenial atau anak muda. Mengingat, anak muda membutuhkan ruang eksistensi dalam berekspresi. Sudah seharusnya perekrutan politik tidak didasari cara berpikir dikotomik, tidak konsisten.
 
Wawasan politik darah muda adalah masa depan politik ke depan. Rekrutmen politik yang sehat dan ideal adalah cara mengantisipasi kejenuhan politik berakibat merusak proses demokrasi.
 
Politik dan era disruption tidak bisa dipisahkan begitu saja. 2024 merupakan tahun politik yang ditunggu momennya oleh masyarakat Indonesia. Di sini lah perubahan peta politik bisa terjadi.
 
Perilaku anak muda sangat memberikan warna dan pengaruh dalam menentukan. Dengan sedikit dorongan kemajuan teknologi kian berkembang bakal memiliki kekuatan untuk menjadi penentu utama arah dan haluan politik nasional. Di mana momentum itu sangat ditentukan pada tahun 2020. Terutama di Indonesia.
 
Demikian paradigma baru Partai Demokrat demi mengawal proses demokrasi yang sehat serta masa depan AHY dan kabinetnya. Regenerasi, The Power Of Millennial.
 
IR-1




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline