Lihat ke Halaman Asli

[FSC] Melati; dan Sepenggal Kisah Tentangmu

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengenangmoe dan kisah yang telah usai pada rasa, namun sketsamu adalah arca pada bab sejarah langkahku yang tidak sia-sia. Kuurai kembali apa yang pernah kau titipkan kepadaku, dan kini kubagi hangatnya pada dunia. Adek, abang mengirim jilbab ini atas kemauan abang sendiri, (meski awalnya adek bercanda dengan abang), bros ini aku pilih sebagai panggilan Melati-ku pada adek. Dan, mukena ini adalah awal perantara abang melamarmu, bukankah adek sudah seperti nyata bagiku? walau adek adalah maya-ku, oh ...adek memang membuat abang jatuh cinta benar. Waktu, bukankah cinta tak mengenalnya?, seperti herannya adek saat abang menaruh hati pada adek, mesti singkatnya perkenalan adalah hal yang membuat kita bertanya-tanya. Bukan pula karena adek manis atau cantik. Awalnya abang adalah pribadi yang cuek, saat melihat senyum adek di dunia eFBi, dan status(janda atau beranak) bukan jaminan abang memilih seorang pasangan hidup dan mati. Karena wajah seperti adek'pun pernah ada di kehidupan sebelumnya. Dunia fisik memang menarik, dan menjadi bonus abang untuk selalu gairah akan kehidupan. Ya, kehidupan yang abang juga tidak tahu kapan akan berakhir. Mimpi, saat kudengar dari perkataan hati adek yang dalam, dan harapan-harapan yang mulia tentang " buku, perpustakaan, pendidikan gratis, dan anak-anak ". Adalah titik awal getar cinta, dan selalu memberi magnet cinta pada diri dan hati abang, untuk selalu berharap akan bersatunya kita di dunia nyata. Seperti yang pernah abang katakan; terlalu agung abang mendapatkan diri adek, terlepas dari masa lalu kita masing-masing, hingga api cemburu cepat membara, manakala cinta didengar dan merasuk tanpa pernah mampu untuk menolaknya. Sempurna, ini yang selalu diburu dan dicari setiap orang. Meski kadangkala adalah sebuah kemunafikan, dan memaksakan kehendak atas kemampuan diri yang terbatas. Tak ada yang sempurna secara mutlak, kecuali sudut pandang egois dan serba picik, alias buta pada saat kita mengharapkan hal yang lebih di antara kita. Usaha, abang sadar bahwa abang belum mandiri selayaknya adek, yang bisa membangun perpustakaan dan membiayai adek-adek untuk sekolah. Tapi, abang akan selalu berusaha untuk bisa membantu dan meringankan beban adek. Meskipun kemampuan abang cuma beberapa rupiah saja, niat baik kan tidak ada yang bisa mengukurnya :) , dan semoga saja abang diberi kemudahan dan ringan hati yang besar dalam mendekatkan mimpi kita. Dunia, seperti orang-orang terdahulu, sekian tahun dalam masa menunggu  kekasihnya untuk sebuah " komitmen" dan mimpi, meski cobaan dan gangguan-gangguan kecil selalu hadir di lingkungan kita, anggap saja ini bunga-bunga berduri yang menggelikan. Toh, jika memang kita serius akan selalu ada jalan untuk kita yang menempuh di setiap hari yang dilalui. Janji, banyak harapan yang abang terima dari hubungan kita. Hingga, kadang-kadang abang sangat terbebani untuk menjalani . Tapi, abang sangat percaya bahwa adek adalah pengikat pendorong dan pendamping yang layak abang banggakan. Tidak sembarang orang yang bisa menjalani atas sebuah harapan, maka saling menguatkan adalah salah satu solusi, yang sangat baik buat pertemuan yang nyata. Sifat, di setiap ruang dan segala masa, orang bisa berubah. Seperti halnya kita, dan kehendak yang kuat akan menjadi pengendali ke arah yang lebih baik. Untuk membangun sebuah keluarga  dengan anak-anak kandung serta keluarga besar kita. Sifat selalu dinamis dan kitalah yang diberi kendali untuk selalu menjaga dan mengaturnya. Pada hati adek, abang membisikan untaian butir-butir cinta; Kuncup dan Melati-ku masih juga berembun, Saat matari sedang naik meninggalkan jejak mega. Tiada mata, pun, tak satu nyawa yang tahu Hanya Dia yang kuasa akan mekarnya kelopak dan yang Maha Harum akan cinta kita Maka, " Aku akan selalu menyiram kasih, menyemai benih kepada Melati " Di ujung kata, abang akan selalu rindu dan cinta yang bertambah kepada adek, semoga adek senantiasa membalas kata hati abang. Salam segala musim dan senyum paling indah untuk Melati-ku. :) from: someone in east java ========================================================================== peserta no: 226 Pendar Bw

NB : Untuk membaca hasil karya para peserta Fiksi Surat Cinta yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke akun Cinta Fiksi .dengan judul postingan : Inilah Malam Perhelatan & Hasil Karya Fiksi Surat Cinta [FSC] di Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline