Ayoconnect, platform Open Finance terbesar di Asia Tenggara, baru saja meluncurkan Open Finance API pertama yang memungkinkan lembaga keuangan non-perbankan seperti perusahaan asuransi dan pemberi pinjaman untuk memulai pembayaran direct debit (debit langsung) berulang dari rekening tabungan pelanggan. Proses integrasi API ini dapat dilakukan dengan mudah sehingga memangkas waktu dan usaha untuk negosiasi persyaratan dan pendaftaran dengan satu bank pada satu waktu.
Di tahap pertama, Ayoconnect bekerja sama dengan tujuh bank terbesar di Indonesia untuk menyediakan direct debit yang dapat diakses melalui 1 API. Bank rekanan tersebut di antaranya adalah BRI, Bank Mandiri, CIMB Niaga, BNI, Danamon, Bank Syariah Indonesia, dan Bank Neo Commerce. Jika dikombinasikan, seluruh perbankan tersebut diperkirakan menyumbang 50% ke dalam total rekening bank di negara ekonomi terbesar ke-empat di dunia (berdasarkan populasi). Tahap dua akan mencakup bank seperti BCA, Permata, Bank Jago, Nobu, dan lainnya.
Direct debit otomatis merupakan konsep yang relatif baru di Indonesia. Untuk meyakinkan pengguna bahwa teknologi ini diatur dengan benar dengan mempertimbangkan perlindungan konsumen, bulan lalu Ayoconnect mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia yang lebih jauh memberi bukti kualitas infrastruktur dan proses Ayoconnect sesuai dengan regulasi yang berlaku. Saat ini Ayoconnect adalah satu-satunya pemain Open Finance di Indonesia yang memiliki lisensi tersebut.
Sektor bisnis yang menggunakan direct debit API Ayoconnect termasuk penyedia layanan kesehatan digital Milvik Indonesia, aplikasi investasi GoTrade, dan platform kredit digital terkemuka. Ketiganya menggunakan direct debit API Ayoconnect untuk menawarkan pembayaran bulanan berulang kepada pelanggan mereka. GoTrade juga akan memanfaatkan API Ayoconnect untuk menjadi bisnis pertama di Indonesia yang menawarkan fitur isi ulang otomatis.
Direct debit otomatis membuat pengalaman pembayaran berulang menjadi lebih nyaman bagi konsumen dan bisnis. Sebelumnya, institusi finansial non perbankan dan perusahaan besar hanya mengandalkan pembayaran tunggal digital yang diinisiasi oleh pelanggan. Dengan metode ini bisnis harus melakukan pembayaran terpisah setiap transaksi, termasuk pembayaran standar seperti transaksi langganan bulanan dan pembayaran pinjaman. Bagi konsumen, pembayaran yang tidak otomatis mengakibatkan opsi pembayaran fisik dan inefisiensi lainnya.
Selain itu, mekanisme pembayaran yang diinisiasi oleh pelanggan hanya dapat dilakukan melalui penyedia pembayaran yang relatif mahal, contohnya melalui kartu kredit. Hal ini pun tidak dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Data dari Bank Indonesia mencatat penetrasi kartu kredit di Indonesia hanya mencapai 6% dari total populasi. Lebih jauh, sebagai bagian dari aturan negara, lembaga keuangan pemberi pinjaman tidak dapat mengumpulkan dana dengan menggunakan metode ini. Hal ini semakin mempersempit basis pengguna yang dapat menikmati kemudahan pembayaran berulang otomatis.
Jakob Rost CEO dan Founder Ayoconnect mengatakan, "Direct debit Ayoconnect akan menjadi gamechanger untuk bisnis dan konsumen di Indonesia. Dengan menggunakan direct debit otomatis, bisnis memiliki kendali penuh atas tagihan, dapat mengurangi biaya sekaligus memberikan konsumen biaya pembayaran yang lebih terjangkau,"
Wisnu Dharmawan selaku Presiden Direktur PT Milvik Indonesia menambahkan, "Milvik sangat bahagia atas kemitraan dengan Ayoconnect karena layanan ini dapat memenuhi kebutuhan kami untuk menawarkan opsi pembayaran yang andal untuk produk kesehatan digital berbagis langganan kami."
Lebih lanjut, transaksi manual juga berakibat pada biaya penalti atas keterlambatan pembayaran dan memakan waktu. Menurut data non performing loans dari World Bank, bisnis pemberi pinjaman di Indonesia tercatat mengalami tingkat gagal bayar pinjaman (default rate) sekitar 3%.