Lihat ke Halaman Asli

Ini Cuma Sekedar Kebingungan Tentang yang "Terbaik"

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia selalu ingin menjadi yang terbaik. Tuhan menciptakan umatnya secara otomatis dengan tujuan yang sama, untuk memperjuangkan nama Tuhannya dan memperoleh kebaikan serta kebenaran. Untuk mencapai semua itu pasti ada proses panjang. Ibarat kata kalau kita mau dapat Rapor di sekolah pasti kita harus mengikuti pelajaran dan ujiannya baru kita dinyatakan lulus. Kurang lebih paradigma saya menuju yang "terbaik" seperti itu. Kalau ada yang kurang setuju boleh kok berpendapat, ini kan hanya pendapat.

Tapi, hal yang membuat saya bingung adalah ketika semua orang menjadi yang terbaik, apakah nanti jika semisal ada perlombaan untuk suatu kejuaraan semuanya akan mendapat posisi pertama dan apabila ada kursi kepeimpinan akan duduk disitu semua?. Nggak kan?.

Disinilah Tuhan membuat kita kembali belajar, orang-orang memang menginginkan yang terbaik dalam hidup mereka. Memangnya siapa sih yang nggak mau hidup sejahtera dan aman?. Pasti semua orang mau mendapatkan hidup yang layak. Semuanya tergantung usaha dan keyakinan masing-masing. Saya yakin pasti ada yang bilang "hidup tak semudah itu", memang nggak mudah kok untuk menggapai yang terbaik. Tapi untuk menjadi yang terbaik kita harus paham dengan potensi kita sendiri dan jangan mengabaikan kemampuan kita karena bisa jadi yang ter-"te-o-pe".

Kita terbaik dengan bidang kita masing-masing disitulah nanti kita temui kesejahteraan hidup dan kenyamanan serta aman. Ini seperti sebuah proses saling melengkapi. Misalnya, dalam suatu perusahaan ada yang terbaik di bidang kepemimpinan, ada yang terbaik dalam manajemen, promosi dan lain-lain. Jadi Bukankah Maha Besar Allah untuk mengatur semua agar tidak kacau balau. Diciptakannya segala sesuatu di bumi ini untuk manusia kelola lalu dengan begitu mereka menemukan bakat mereka masing-masing lalu mengelolanya dengan baik. Sepertinya saya masih harus menjalani waktu yang panjang untuk ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline