Lihat ke Halaman Asli

bahrul ulum

TERVERIFIKASI

Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Budaya Tertib dan Patuh di Jalan Umum

Diperbarui: 8 Mei 2023   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Patuhi rambu lalu lintas - Doc gambar https://newstempo.github.io/

Jalan lingkar utara (Jalingkut) Brebes kemarin siang terjadi kecelakaan lalu lintas, sudah ada lampu abang dan ijo atau dikenal dengan istilah bangjo. Namun karena tidak patuh dengan Lampu alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) maka terjadilah kecelakaan, bahkan disekitar lampu APILL tersebut, terlihat juga ada CCTV, mestinya kita sebagai pengguna jalan, untuk bisa tertib dan patuh, karena dengan kepatuhan berkendaraan itu meminimalisir terjadinya kecelakaan saat berada dijalan umum. 

Saat berkendaraan bermotor misalnya, menggunakan helm SNI, mengecek dulu kendaraan anda apakah dalam kondisi rusak, aman dan nyaman atau ada masalah kecil yang perlu diperbaiki segera, bahkan mengontrol ban apakah kempes atau tidak itu juga sangat penting. Termasuk membawa surat-surat penting seperti STNK dan SIM sebagai syarat utama dalam mengendarai sepeda motor atau mobil. Perasaan aman dan nyaman serta paham dengan segala rambu lalu lintas, itu menjadikan seseorang sudah berikhtiar dalam keselamatan. 

Terlebih lagi kalau daerah tersebut adalah kawasan industri, maka dampak lalu lintas dijalur itu sangatlah padat kendaraan bermotor, terlebih lagi saat jadwal berangkat dan pulang kerja di jalur kawasan industri, kita sebagai pengguna kendaraan pun harus ekstra hati-hati. Bisa saja mereka yang lihai mengalami laka lantas, karena ada sebagian pekerja yang belajar naik sepeda motor, dan ragam masalah lainnya. Disinilah kepatuhan dan ketertiban berlalu lintas sangat penting. 

Paham dengan sen kiri dan sen kanan juga sangat penting, jangan sampai kita lupa sudah sen kanan, ternyata kita belok ke kiri, karena lupa tidak mematikan sen kanan tersebut, maka yang terjadi pengguna kendaraan dibelakangnya juga harus cekatan dan extra hati-hati, sering kondisi seperti ini terjadi, saat anda tidak konsentrasi dan ada kejadian kendaraan sen kiri lalu belok kanan maka potensi kecelakaan pun bisa terjadi. Apalagi kalau ada remaja sedang menggunakan balap sepeda motor dijalur padat kendaraan, merasa jalannya itu bisa untuk ugal-ugalan baginya, dianggap fasilitas itu miliknya dan orang lain kena imbasnya.

Volume kendaraan jelas semakin meningkat, terbukti biasanya jalan milik Kabupaten yang biasanya sepi, sekarang intensitasnya semakin padat merayap terutama dijam masuk sekolah, kantor dan karyawan pabrik. Anak zaman sekarang disuruh naik sepeda onthel sudah mulai tidak melirik, padahal di Jepang budaya naik sepeda onthel dan jalan kaki menjadi sebuah budaya yang bagus dan digalakan, namun sebaliknya di negara kita, anak sekolah tingkat SMA/MA/SMK hampir 90 persen naik sepeda motor saat ke sekolah, hanya saja bagi anak sekolah yang tidak punya SIM maka tidak bisa parkir di dalam parkir sekolah, dampaknya bermunculan bisnis parkir dilingkungan penduduk yang dekat dengan sekolah. Fenomena bisnis parkir dirumah penduduk semakin bertambah, karena bisnis ini tidak merugi. 

Sepertinya, budaya tertib dan patuh dalam aturan harus diterapkan sedini mungkin, dan disinilah peran orangtua sangat dominan, termasuk peran guru dan polisi lalu lintas dan dinas perhubungan dalam edukasi bagi peserta didik yang masih sekolah secara bertahap atau sedikit demi sedikit dalam memperoleh pengetahuan terkait tertib berlalu lalu lintas, etika berkendaraan dan ragam pengetahuan penting bagi mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline