Lihat ke Halaman Asli

bahrul ulum

TERVERIFIKASI

Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Ridho Kepada Allah

Diperbarui: 26 Oktober 2022   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ihya  Ulumuddin (dokpri)

Pengajian Rutin kali ini berada di Masjid Agung Kabupaten Brebes, dibacakan kitab Ihya Ulumuddin oleh KH. Subhan Makmun selaku Pengasuh Ponpes Assalafiyah Luwungragi Kabupaten Brebes. Rabu (26/10/2022).

Dok Hamid

Bahagialah bagi siapapun  yang masuk Islam dan beribadah maka dia akan mendapatkan keberkahan karena punya sifat menerima dan ikhlas. Namun janganlah kamu ragu dalam beribadah agar tidak merugi apalagi masih syirik, misalkan selalu ngresula atau menggerutu atas nikmat yang diberikan, berarti masih tidak percaya dengan apa yang menjadi kekuasaan Allah. 

Misalnya, kita naik mobil, kemudian ban kempes, lalu disebelahnya perbaikan ban itu ada musholla, sejatinya Allah itu mengingatkan kita untuk menjalankan sholat, tapi malah kita tidak memanfaatkan apa yang diingatkan oleh Allah kepada manusia, bahkan kita tidak segera menjalankan ibadah malah minum kopi atau ke warung makan. 

Contoh lagi, kita menggerutu tentang sholat gara-gara tidak panen bawang, akhirnya tidak piknik, padahal gusti Allah memberikan cobaan kepada hambanya, ternyata jika ikut piknik terjadi kejadian kecelakaan, ini hikmahnya anda itu diingatkan secara tidak tersirat, berarti Allah masih seneng dengan Hambanya, dengan tidak berangkat piknik, akhirnya anaknya masih hidup. 

Jangan putus asa dalam hidup, ujian didunia harus dihadapi dengan semangat, harus sabar dan mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah kepada hambanya. Fakir yang menerima dengan rejekinya, dan ridho atas pemberian yang ada dari Allah itu makhluk yang bagus dan berbahagia. Bayangkan jika orang yang punya badan terus tidak sehat, jantungnya dicangkok, serba makan harus pilah pilih, tidak tenang hidupnya, uangnya banyak namun tidak seenak mereka yang makan serba terbatas tapi merasa cukup, itu lebih nikmat dunia namun masih bebas makan yang tidak ada pantangannya. 

Kanjeng nabi itu berdoa agar umatnya serba kecukupan, namun yang dikhawatirkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya yakni  dijembarkan atau dikasih dunia berlebihan akhirnya berlomba dunia, akhirnya meninggalkan sholat dan larangan lainnya. 

Mereka yang cinta dunia, maka akan lupa, bahkan ajal semakin dekat tidak merasakan, bahkan melupakan ibadah untuk bekal di akhirat, sedangkan kematian datang secara tiba-tiba, tidak bisa dikompromi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline