Beberapa daerah di Indonesia dimungkinkan sudah mulai banyak yang menyelenggarakan manasik haji, terutama untuk calon jamaah haji yang tertunda maupun yang nanti berangkat di tahun 2023, mereka harus mendapatkan serangkaian pembelajaran tentang perjalanan haji, fiqih ibadah haji dan umroh, kesehatan haji, hingga seluk beluk haji bagi yang mau menjalankan haji ditahun 2023.
Mereka dibekali ilmu tersebut dengan harapan paham rukun, wajib, sunnah dan ruang lingkup haji agar mereka dalam menjalankan ibadahnya benar-benar paham dan bisa mandiri (tidak ketergantungan) dengan para pembimbing baik pembimbing haji yang diangkat pemerintah maupun oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh.
Tidak semua calon jamaah itu berpendidikan tinggi, termasuk pernah sekolah madrasah diniyah ataupun pesantren, mereka ada yang masih belum paham detail terkait agama, namun sudah mendapatkan panggilan dari Pemerintah Indonesia untuk berangkat haji, karena porsi mereka saat mendaftar sudah gilirannya berangkat, termasuk jamaah haji yang karena kebijakan covid kemarin yang batal tunda, maka mereka harus mengulang kembali manasiknya agar mereka refresh kembali ilmu yang pernah diajarkan.
Menghafalkan niat haji dan umroh serta talbiyah, itu adalah bekal awal bagi jamaah haji, minimal mereka bisa mengucapkan lafal niat dengan bahasa arab, karena waktu berangkat nanti ditahun 2023, mereka masih punya kesempatan untuk memperbaiki pengetahuannya, mencari pemahaman tentang ilmu haji, dan juga bisa berkonsultasi secara detail kepada para pembimbing haji yang bersertifikat ataupun kepada para ulama atau ustad yang menguasai terkait bab haji dan umroh.
Melalui pengalaman mereka nantinya mendapatkan masukan terkait rukun, wajib, sunnah haji termasuk juga umroh, dan ini problematika yang akan dihadapi setiap tahunnya oleh para jamaah haji itu sendiri.
Mereka juga harus pernah mempraktekkan sendiri bagaimana tata cara praktek umroh, dan haji dengan harapan ada gambaran secara lebih awal, termasuk mau belajar ke miniatur haji dan umroh seperti yang dibuat oleh lembaga swasta atau milik pemerintah dengan membuat miniatur kabah, jumroh ula-wustho-aqobah, dan bagaimana tata cara mengerjakan secara tertib. Hal ini menjadi penting sebagai bekal bagi mereka menuju ibadah haji yang mandiri.