Prepegan begitu orang Brebes menyebutnya saat hari ini ke pasar baik di Desa maupun di pasar Induk Kabupaten. Tukang becakpun kena imbasnya dengan kegiatan hari ini, selain banyak penumpang, tarif mengantarkan penumpang sudah mengikuti hari raya idhul fitri.
Pasar penuh dengan pembeli, jika hari biasa sedikit longgar, dan jualan kembang hanya sedikit, untuk prepegan atau premo itu dominan jualan kembang untuk acara nyekar ke keluarganya, bahkan membeli janur atau ketupat, pembeli tinggal nanti memasukan beras dan dikukus agar menjadi ketupat.
Prepegan kecil itu terjadi di H-2, sedangkan prepegan besar di H-1, hari ini masuk prepegan besar, wajar ibu-ibu atau suami mengantarkan istrinya untuk membeli ayam, daging sapi, kembang, dan kebutuhan menyambut lebaran yang jatuh di hari kamis, 13 Mei 2021.
Sepertinya larangan mudik lumayan berhasil yang dilakukan oleh Pemerintah dalam rangka pencegahan covid-19, tingkat kepatuhan warga terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Negara dipatuhi dengan baik, dibuktikan di Jalur Pantura Cirebon hingga Tegal saja tidak seperti biasanya, wajar saja banyak pedagang yang merasakan imbas dengan kebijakan larangan mudik ini.
Banyak Bus yang diparkir di perusahaan busnya, karena tidak muat, maka diparkir di jalan Pantura, ribuan supir tidak bekerja akibat kebijakan ini, sedangkan perusahaan harus memberikan uang THR yakni satu kali gaji, ini juga menjadi catatan bagi pelaku bisnis untuk mentaati kebijakan tentang ketenagakerjaan.
Jasa service motor biasanya ramai dengan logat Jakartanan atau betawi biasanya banyak, kali ini plat B yang naik motor untuk mudik pun bisa dihitung jumlahnya, dari sisi kebijakan pemerintah terkait larangan mudik jelas berhasil, tapi disisi ekonomi sektor pelaku usaha mikro atau usaha kecil sangat berimbas atas kebijakan larangan mudik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H