Kalsel beberapa hari ini mengalami bencana banjir, air menggenangi sejumlah perumahan, sawah, sekolah dan lembaga baik milik pemerintah maupun swasta, air tidak mengenal apakah itu lahan tandus atau lahan produktif, saat air sudah masuk maka arusnya adalah hulu hilir, semakin rendah tanah yang di huni maka semakin lama surutnya apalagj jika drainase buruk, maka harus menunggu surutnya air ataun pindahnya air hingga ke aliran yang lebih rendah misalnya sungi atau saluran lainnya, saat saluran tersebut tersumbat maka harus dipecahkan bersama agar sumbatan tersebut segera terurai.
Bantuan yang cocok saat korban banjir adalah pakaian, makanan, minuman, dan obat-obatan, selain itu, mereka harus di evakuasi ke tempat yang lebih tinggi atau ke lokasi yang nyaman dan aman.
Posko dapur umum harus disiapkan dengan logistik yang memadai, termasuk tenaga untuk memasak, mereka harus saling bergerak untuk membantu bersama, yang jelas tidak ada seorang manusia yang ingin lingkungannya terkena banjir, namun apa daya jika musibah dimengenai semua penduduk maka manis atau pahit harus diterima.
Semua pasti merugi, dokumen kependudukan juga hilang atau rusak, apalagi setelah paska banjir pastinya hrus di urus lagi untuk dokumen kepemilikan tanah ataupun lainnya karena dokumen yang disimpan terkena banjir, dan ini juga menjadi persoalan yang perlu dicarikan solusinya.
Bencana alam terutama banjir jelas banyak yang kehilangan harta benda kadang juga harus nyawa taruhanya, jika evakuasi terlambat ataupun keburu debit air semakin tinggi maka mereka pun akan meninggalkan semua hartanya yang penting fisiknya selamat dan keluarganya selamat.
Bantuan natura juga penting diberikan kepad mereka yang berdampak, pastinya saat banjir mereka yang punya ikan di empangnya akan hilang, ternak dikandang bisa saja teekena air dan langsung hilang atau mati, bahkan bwberapa kendaraan mobil dan motorpun akan memgalami kerusakan, saat mau diperbaiki maka harus mengeluarkan banyak uang agar mobil tersebut bisa menyala lagi.
Pengalaman banjir di Brebes beberapa tahun yang lalu pun ternyata tidak sebentar sueutnya, maklum akibat hujan deras dan jebolnya tanggul sungi, maka ratusan hektar tanaman pertanian dan ragam kerugian yang menimpa warga terdampak banjir pun hanya pasrah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H