Warga Brebes hari ini melakukan monitor ketinggian sungai kalipemali, maklum beberapa tahun yang lalu pernah terjadi bedah tanggul, sehingga membanjiri rumah warga dan sawah di beberapa desa, semakin tanggulnya kuat sebenarnya warga merasa nyaman, namun kalau sebaliknya, pastinya warga di dekat tanggul ya harus waspada.
Curah hujan dengan intensitas tinggi, akan masuk ke saluran air baik itu ke saluran kecil ataupun saluran besar, jika hulunya deras maka hilirnya pun akan berimbas pada debit air yang semakin tinggi dan naik ke atas, hal inilah yang menjadikan perlu ada tanda bahaya yang dipasang dan memudahkan bagi warga untuk melihat secara langsung, jika warna merah lalu debit air digaris itu maka situasi siap siaga bagi warga, barangkali ada rembesan atau luapan air yang mengalir lewat tanggul.
Namun apabila debitnya menyusut maka warna ditanda akan otomatis ke kuning lalu ke biru sebagai tanda bahwa airnya telah menyusut dan normal kembali, hanya saja saat menyusut yang akan terjadi adalah ada perubahan pada tanggul yang dikenal dengan erosi atau menggrogoti tanah atau bebatuan tersebut, mengikis secara perlahan-lahan, jika tidak ditangani semakin melebar dan imbasnya tanggul kritis.
Saat debit air berada di bawah jembatan, pstinya akan berbahaya jika ada truck muatan barang melewatinya seperti tronton atau lainnya, makanya perlu rekayasa lalu lintas, dengan mencari jalur keselamatan yakni mengalihkan truck panjang dan besar ke jalan TOL, sehingga posisi jembatan semakin aman, dan ini dilakukan untuk menghindari robohnya jembatan.
Semoga tanggulnya kuat, intensitas air hujan berkurang dan tidak ada banjir disana sini, termasuk tidak ada jembatan yang rusak atau ambruk, karena akan berakibat putusnya jalur transportasi dan ekonomi warga. Mari berdoa dan berusaha agar setelah surut ada perhatian dalam perbaikan tanggul dengan alat berat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H