Saat ada kegiatan dzikir ataupun mujahadah atau iatighosah, ada yang khusyu, ada yang mengantuk, ada yang bermain hp, ada juga yang penuh semangat sejak awal sampai akhir lolos khusyu dan tidak mengantuk, dzikir pun merasakan damai penuh makna, setiap bacaan dibaca secara lengkap dan berurutan sesuai dengan jumlah khasiat dari jumlah bacaan tersebut.
Mereka yang mengantuk juga akan ditemui, ada beberapa alasan kenapa bisa mengantyk, pertama adalah fisik yang lelah, seharian tidak istirahat, akhirnya saat imam memimpin dzilir dan anda sebagai makmum maka hawa kantuk akan menyertai karena fisiknya lelah sekali. Kedua karena kebiasaan yang dibiasakan, otak kita akhirnya merespon dengan sendirinya, saat main handphone bisa melek atau melihat bahkan tidak mengantuk, namun saat dibacakan dzikir sejenak malah mengantuk akhirnya tertidur sampai pulas walaupun kakinya masih sila kaya orang berdzikir.
Ketiga, adalah karena bacaan lama dan belum menjiwai makna dzikir akhirnya mata pun terkalahkan, bagi santri saat dzikir dan belajar kitab kuning lalu tertidur dianggap hal yang biasa, banyak kyai saat jadi santri dipastikan mengalaminya, saat mengaji kitab lalu tertidur sambil duduk sila.
Sama halnya ketika khutbah jumat, karena monoton dalam metode penyampaiannya, maka jamaah pun akan cepat mengntuknya, namun saat mau sholat mereka akan bangkit dan menjadi makmum. Semua ini bisa diartikan bahwa sangat penting untuk menjaga fisik kita dan selalu mau belajar di tempat manapun dengan catatan saat mau mengantuk usahakan istirahat tidur teelebih dulu sebelum mau masuk mimbar mjlis taklim atau saat mau dzikir.