Apa yang terpikir dalam benak anda, ketika ada satu jago disamping kiri dan kanannya adalah para babon produktif, mudah-mudahan tidak mengambil opini jagonya kuat atau misalnya rukun tuh babonnya karena tidak ada jago lagi.
Bagi pemilik ayam ini, pastinya tidak merugi, karena ayam ini tidak usah dikasih makan, sudah beranak pinak, keluar telor ayam kampung, bisa dijual atau dibuat untuk konsumsi sendiri atau bisa untuk obat.
Ayam kampung itu adalah ayam alamiyah dengan mengandalkan makan di sekitar lingkungan yang ada, loyang pun di makan, twrmasuk sisa makanan yang tidak dimakan saat ayam kampungnya datang langaung dihabiskn, ayam kampung akan semakin lincah apabila sekitar rumahnya ada pekarangan yang luas, sifat alamiyah inilah menjadikan mereka kuat, tidak mudah sakit, dan fisiknya pun tampak terlihat dengan kekar dan tidak loyo.
Temanku punya ayam kampung dengan hidup di atas pohon, malam tidur di ranting pohon, tidak takut hujan, tidak takut hewan lenggarangan atau hewan omnivira yang selalu makan ayam saat malam hari. Ayam ini akan naik sendiri jelang magrib, saat masuk subub sudah turun ke bawah lalu mencari makanan pagi agar fisiknya kuat. Mereka sulit untuk ditangkap, karena sifat liarnya itulah ayam ini tidak rentan dengan penyakit ayam.
Berbeda dengan ayam yang dikandang, saat jelang sore sudah masuk kandang, dan bagi babon yang punya anak akan mengangkremi anaknya agar tidak kedinginan, babon memberikan rasa kasih sayangnya kepada keturunannya, saat sudah berjalan dengan baik lalu babon siap bertelur lagi dan punya anak lagi, begitu seterusnya.
Semakin jagonya bagus fisiknya apalagi jenis unggul, dan babon yang ada juga fisiknya bagus maka anaknya akan mengikuti genetika induknya, misalkan ayam bangkok dengan ayam kampung akan muncul ayam cokol tentunya akan keluar jenis unggul dari persilangan ayam ini.
Ayam kampung mudah dirawat, dibanding dengan ayam broiler, karena ayam kampung ini type ayam mandiri, berbeda dengan ayam sayur atau ayam broiler, ayam manja dan mudah sakit, karena waktunya hanya 40 hari saja lalu disembelih dan tidak pernah menginjak bumi karena dimasukan ke kandang dengan dikasih konsentrat atau pakan yang ada, belum lihat tanah saja, sudah tamat riwayatnya di usia 40 hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H