Lihat ke Halaman Asli

bahrul ulum

TERVERIFIKASI

Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Mengedit Dokumen Butuh Ketelitian dan Kaidah Bahasa Indonesia

Diperbarui: 27 Oktober 2020   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok bungdus.com

Dunia edit mengedit butuh multitalenta, karena bukan hanya paham bagaimana saat di jilid kemudian tidak keliru, rata kanan dan kiri juga harus rapi, belum lagi memperbaiki tata naskah, paling menarik adalah ketika mengedit bahan dari seseorang yang tidak paham ilmu MS Word, asal nulis saja, sehingga editor harus ekstra kerja keras untuk belajar merapikan satu persatu. 

Editor itu harus teliti pada naskah, kemudian harus paham kata baku, paham PUEBI adalah bentuk singkat dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Wajar saja mereka yang dulu nilai bahasa Indonesianya bagus akan semakin cepat dalam mengedit, terlebih dahulu penguasaan kata baku juga sangat teliti maka akan semakin mudah Namun bagi mereka yang paham layout maka tidak memikirkan naskah yang ada, yang penting layout sudah cocok, tinggal di desain sedemikian rupa. 

Dunia editor juga ada di jurnalistik, karena ada redaktur media, dimana mereka juga punya hak untuk mengoreksi hasil kiriman naskah reportase jurnalistik, jadi sebelum di publikasikan ke media online, cetak atau elektronik maka akan diteliti sedemikian rupa, apakah sesuai dengan kaidah jurnalistik 5W=1H atau malah beritanya tidak berimbang, sehingga ekstra hati-hati, disinilah sangat penting editor atau redaktur dalam menilai naskah yang berbobot atau berkualitas, termasuk mengedit tata naskah sesuai dengan gaya tulisan medianya. 

Seorang editor rata-rata akan memilih waktu setelah duhur hingga malam hari, karena butuh kesunyian, saat kondisi ramai atau kondisi sedikit pening maka dia tidak akan melakukan editor, wajar para editor kadang saat memeriksa naskah ditemani dengan lagu romantis, ada juga yang harus ditgemani dengan secangkir kopi hitam dari biji kopi rajikan lokal seperti kopi hitam, kopi gayo atau kopi temanggung. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline