Dunia digitalisasi memang luar biasa, perkembangan yang harus di sikapi dengan baik, bukan ditolak mentah-mentah. Tiap bulan sepertinya segala merk handphone melakukan inovasi merk dan type terbaru produksinya, ini artinya mereka memiliki tim design dan inovasi sekaligus dapat membaca pangsa pasar dari setiap harga pembelian produk yang dikeluarkan, apa saja yang dibutuhkan oleh segmen pasar tersebut.
Generasi millenial menjadi pangsa pasar yang pastinya dibidik pertama kali, karena lewat merekalah handphone yang ada semakin diminati dan dibeli, semakin banyak yang suka dan daya beli tinggi pastinya perusahaan semakin banyak keuntungan dan cepat berinovasi sesuai dengan keinginan daya beli di masyarakat.
Sejak Corona merebak di Indonesia, maka sistem pendidikan menggunakan digitalisasi, artinya kebutuhan handphone bagi anak menjadi sebuah prioritas yang harus ada, wajar saja beberapa orang tua harus menyediakan fasilitas handphone dan kouta, sehingga anak akan mudah untuk mengerjakan materi yang diajarkan oleh gurunya.
Orang tua harus mengupayakan handphone android sebagai sarana komunikasi, dan ini menjadi beban bagi orang tua, tapi bagi perusahaan ini adalah peluang bisnis yang jelas menguntungkan.
Hampir ruko yang jual merk handphone seperti vivo, oppo, redmi dan ragam merk china menjadi digandrungi di kalangan para remaja. Alasan mereka selain harga terjangkau di dompetnya, spesifikasi sudah bagus dan saat dipakai pun mereka percaya diri.
Ada yang menabung dulu lalu uang yang terkumpul dibelikan handphone sehingga dengan merogoh beberapa lembar uang ratusan yang halus senilai Rp 2.5jt bisa dapat vivo tipe Y30i. Sudah dapat antigores, ada kartu simpati, cashing dan paket lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H