Lihat ke Halaman Asli

bahrul ulum

TERVERIFIKASI

Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Gebrak Masker di Wilayah Kecamatan Banjarharjo

Diperbarui: 22 Agustus 2020   10:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Eko

Membawa masker dan mengedukasi masyarakat untuk memakai masker itu bagian dari upaya perubahan perilaku, dan aksi yang dilakukan oleh Tim Penggerak PKk Kecamatan Bantarkawung dan IKAPTK Kabupaten Brebes adalah patut di apresiasi.

Saat awal virus corona masuk ke Indonesia orang memakai masker dianggap tabu, bahkan pro dan kontra terus terjadi, seiring dengn bertambahnya waktu, kemudian masker menjadi salah upaya pencegahan penyebaran virus corona, warga saat mau keluar rumH diwajibkan memakai masker, agar tidak tertular dan menularkan.

Masker akhirnya menjadi peluang bisnis bagi para pelaku usaha, juru jahit dan sablon pun kebanjiran order, apalagi ketika ada kebijakan dari pusat untuk desa menganggarkan memakai masker walaupun menggunakan surat edaran seperti yang dilakukan oleh Kemendes ke jaringan dibawahnya. 

Bisnis masker pun semakin menggeliat ada yang mencoba untuk jejaring kemitraan bisnis, melu oyag sebagai jargonnya, dimana ada yang membuat masker, memberikan desain sesuai aturan dan mencarikan order bisnisnya kepada desa bahwa ini spek yang diminta pusat san siap untuk di order, barang langsung diantar ke desa, pihak desa tinggal menganggarkan, persoalan margin dihitung oleh pelaku usaha. Namanya bisnis ya mesti ada untung.

Masyarakat jelas diuntungkan karena akan mendapatkan masker gratis dari pihak desa melalui anggaran desa, tapi tidak semua warga dapat semua karena keterbatasan anggaran. Beberapa desa dengan edaran seperti ini harus berpikir maksimal, maklum kondisi anggaran desa dari dana desa sudah terkuras ke aspek bansos covid-19, dan desa pun untuk melakukan pemberdayaan masyarakat menjadi menurun pagunya, mereka akan bangkit dan masif dalam pemberdayaan jika covid-19 sudah usai atau hilang.

Masker juga dijual oleh para pedagang di pinggir jalan, pembeli bebas asalkan mau bayar Rp 10rb dapat satu masker, begitu praktis cafa menjual, jangan tanya laba per masker, pastinya orang dagang ya harus ada untung sebagai ganti tenaga dan waktunya.

Dunia perbankkan pun CSR nya digunakan sebagian untuk beli masker, nasabah yang menguntungkan bank ditawari masker gratis, masker silahkan diambil dan bisa digunakan olehnya kapanpun dan dimanapun. Masker sekali pakai dan standar WHO.

Berbeda dengan komunitas organisasi, mereka pun peduli kepada masyarakat, dengan melakukan edukasi dan pembagian masker gratis di pasar ataupun di fasilitas umim, semuanya berharap agar warga berubah perilakunya untuk memakai masker.

Namun perubahan bukan secepat yang diinginkan, ada yang mencoba untuk menyadarkan dengan sidak masker lewat operasi gabungan dan ragam bentuk lainnya. Kesadaran masyarakat tidak bisa instan dan butuh proses dan pengorbanan. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline