Pengajian Kitab Bidayatul Hidayah yang disampaikan KH. Subhan Makmun pada sore ini, selasa (19/05/2020) masih terkait dengan kelanjutan kemarin, yaitu membahasa takabur, hasud, ujub, riya.
Ternyata Banyak sekali hadits Rasulullah SAW yang membahas tentang takabur, hasud dan 'ujub. Hadits yang cukup masyhur yaitu yang diriwayatkan oleh 'Abdillah bin Mubarrak, dalam bentuk pitutur. Adalah Rasulullah SAW yang memberikan nasehatnya kepada Sayyidina Mu'adz.
Suatu hari, Sayyidina Mu'adz bin Jabal didatangi oleh Khalid bin Ma'dan. "Wahai Mu'adz, berilah informasi kepadaku, satu hadits yang kamu dengar langsung dari Rasulullah SAW. ?" Mendengar pertanyaan
Seperti ini, Mu'adz menangis tersedu-sedu.
Ia rindu pada Rasulullah SAW., ia ingin segera bertemu. Sebab, bila Mu'adz membaca hadits yang akan disampaikan ini, seakan ia telah bertemu dengan junjungannya itu. "Seakan beliau hadir, langsung memberikan nasehatnya".
"Aku memang pernah mendengar sebuah hadits," kata Mu'adz. Kepada Khalid, Mu'adz menuturkan:
"Wahai Mu'adz, aku akan memberimu nasehat. Jika kau berpegang teguh padanya, maka kau akan mendapatkan kemanfaatan di sisinya. Bila kau mengabaikan atau mempermudahnya, maka di hari kiamat kelak akan terputus hujjahmu di hadapan Allah".
"Wahai Mu'adz, sesungguhnya, sebelum Allah menciptakan langit dan bumi, Dia telah menciptakan tujuh malaikat. Setelah Allah menciptakan tujuh langit dan tujuh bumi, para malaikat tersebut dilantik. Mereka ditugaskan untuk menjaga setiap pintu langit. Para malaikat Hafadzah yang bertugas mengawasi amal perbuatan manusia.
Mereka membawa amal perbuatan manusia sejak pagi sampai sore. Amal tersebut bersinar, bagai matahari. Setelah amal tersebut dibawa naik sampai ke langit dunia (Langit I), para Malaikat Hafadzah pun memuji dan menyanjungnya. Mereka -para Malaikat Hafadzah -- juga menghitung-hitung amal itu sebagai suatu amal yang banyak.
Namun, setelah amal tersebut dilihat oleh Malaikat penjaga langit I, spontan ia berkata pada Malaikat Hafadzah: "Amal ini tidak perlu dilanjutkan ke atas !. Akulah yang mengawasi tentang ghibah (mengumpat). Allah telah memerintahkan kepadaku untuk melarang keras, bahwa amal seseorang yang suka dengan ghibah, sama sekali tidak boleh melewati tempatku ini. Apalagi sampai dinaikkan ke atas !"
Kata KH. Subhan menambahkan, bahwa standarisasi keselamatan hidup kita ya hati, jika hatinya sholuha maka akan mendapatkan petunjuk dan hindari ujub, riya, hasud takabur. Tugas Kyai itu membacakan kitab dan harus dikatakan apapun yang tertulis dalam kitab itu, walaupun isinya terkadang itu pahit tapi itulah ilmu dari para ulama terdahulu sebagai penerus ilmune para nabi hingga dilanjutkan ke ulama yang masih hidup.