Lihat ke Halaman Asli

bahrul ulum

TERVERIFIKASI

Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Tiga Golongan Manusia Menurut Kitab Bidayatul Hidayah

Diperbarui: 27 April 2020   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok islam.bangkitmedia.com

Bila orang tidak punya aktivitas sama sekali, maka hatinya menjadi tempat permainannya setan, termasuk orang yang merusak agama seperti mengguncing, membikin berita hoak, membikin sakitnya orang, menakut-nakuti orang itu adalah orang yang rugi atau derajatnya rusak semua. 

Demikian disampaikan KH. Subhan Makmun pada pengajian Kitab Bidayatul Hidayah Halaman 34 yang dibacakan secara on air via streaming yang direlay ke Radio Singosari FM Brebes dan Top FM Paguyangan Brebes. Senin (27/04/2020). 

Lanjut KH. Subhan, seseorang yang mengkafir-kafirkan muslim itu tidak baik, termasuk perbuatan yang jelek, walaupun secara fisik pada batuknya tampak hitam, maka dia sangat merugi. Bila hati kita sedang gundah gulana, maka sebaiknya kerjakan saja yang fardunya saja, dari pada melaksanakan sunnah tapi malah tidak khusyu. 

Untuk mendekatkan hati kita tenang, kata kyai subhan perbanyaknya dzikir, dan mengerjakan sholat sunnah qiyamul lail yaitu sholat tahajud. jika anda tidak mampu melakukan sesuatu yang baik atau rabih, usahakan menjadi orang yang saliman yaitu melaksanakan kewajiban dan meninggalkan maksiat, seperti tidak mau mengguncing orang lain, atau mengolok-olok orang lain, maka lebih baik diam, daripada ngrasani atau menjelek-jelekan orang lain. 

Golongan Manusia ada 3 Golongan menurut Kitab Bidayatul Hidayah, dijelaskan KH. Subhan Makmun, terbagi menjadi tiga golongan. 

"Pertama, yakni golongan manusia yang taat. Kelompok ini disebut salim (selamat),"

Golongan kedua, khasir (merugi), yakni kelompok manusia yang tidak taat dan terus menjalankan maksiat.

Sedangkan kelompok ketiga yakni mereka yang menjalankan ketaatan dan meninggalkan maksiat. "Golongan ini disebut, rabih (beruntung). Lebih susah meninggalkan maksiat daripada sekedar menjalankan maksiat," ungkapnya.

Sebagai contoh, banyak orang yang taat menjalankan ibadah shalat, puasa, aktif di pengajian, namun masih saja susah untuk meninggalkan perbuatan menggunjing.
"Makanya, kelak akan ada golongan muflis (bangkrut). Mereka membawa banyak amal, tapi habis ketika dihisab," imbuhnya. 

Kasih sayang kepada hamba Allah itu sangat mulia bila kita ingin dinaikkan derajatnya, apalagi disandingkan dengan kemulyaan para Malaikat, makanya mereka yang melakukan bantuan kepada orang lain, dan memberikan kebungahan bagi orang lain, seperti ucapan bagus dan permintaan maaf itu lebih baik daripada shodaqoh yang diikuti dengan kesakitan. Ini maksudnya tidak memberi shodaqoh malah orang lain di ucapkan dengan kata-kata kasar, itu dampaknya bisa membikin sakit hati orang lain. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline