Sosialisasi pemakaian masker terus digaungkan, ada warga yang patuh, dan ada yang cuek, mereka tidak merasakan bahwa virus yang ada ini berbahaya, makanya tidak memakai masker dianggap biasa, padahal itu sangat mudah terinfeksi virus.
Suruh Cuci tangan pakai sabun di air mengalir, warga juga ada mematuhi aturan yang ada, ada juga yang cuek, masa cuci tangan terus pakai sabun, bikin stres saja.
Ada juga yang pro dan kontra dengan isolasi jalan, dimana membatasi jalan di sejumlah perumahan dan membuat bilik disinfektan, dan wajib lapor ke posko siaga covid-19 di desa, ada juga warga yang berinisiatif secara mandiri membuat hand sanitizer, baik bahan dari etanol, gliserol dan lainnya.
Sisi yang lain, beberapa rumah sakit di daerah juga kewalahan menangani pasien, saat pandemi corona ini, protokol kesehatan belum semua tersosialisasikan kepada publik secara keseluruhan, wal hasil beberapa tenaga medis juga ada yang masuk orang dalam pengawasan (ODP), belum lagi minimnya alat pelindung diri yang serba terbatas.
Sisi yang lain, para siswa harus mendapatkan pengawasan orangtua dirumah saat belajar mengisi LKS atau mengisi tugas dari gurunya, padahal banyak anak yang senang diajari oleh gurunya dibandingkan sama orangtuanya, atau malah sebaliknya.
Walhasil sekarang orangtua juga merasakan bahwa tidak mudah menjadi seorang guru, karena guru sangat sabar, dan tidak mudah marah saat siswanya tidak paham dan harus diberikan pemahaman.
Kepekaan orang dermawan saat pandemi menjadi penting, termasuk respon cepat pemerintah dalam memberikan bantuan kepada mereka yang terdampak langsung akibat pandemi ini.
Daerah harus memikirkan sendiri untuk memecahkan masalah ini, betapa banyak keluarga miskin dan rentan yang menderita secara ekonomi dan membutuhkan uluran kasih sayang dari yang berkecukupan.
Seperti halnya mereka yang bekerja pada jasa transportasi gojek, tukang ojeng mandiri, maupun grab yang sepi penumpang, mereka jelas sangat merasakan dampaknya.
Masyarakat juga harus berpikir untuk hidup dalam kesederhanaan dan saling berbagi. Kurangi bagaimana agar stress bagi warga tidak mampu dan rentan ini tidak mengalami stress berkepanjangan.
Data kementerian Ketenagakerjaan, yang dipublish di kompas disebutkan bahwa total pekerja dan buruh yang terdampak covid-19 mencapai 1,5 juta orang dari 82.031 perusahaan di seluruh Indonesia. 1,24 juta adalah orang yang bekerja diperumahan dan mengalami pemutusan hubungan kerja dan ada 265.881 orang adalah pekerja sektor informal yang kehilangan pendapatan karena terdampak covid-19.