Seorang anak dalam tarbiyah pendidikan sejak dini ada di orangtua, jika karakter anak ini semakin baik, maka pendidikan karakter yang diberikan oleh orangtuanya telah melekat dan menjadi modal utama bagi anak dalam berinteraksi sosial baik dengan keluarganya, lingkungan sekitarnya hingga saat menempuh pendidikan terakhirnya.
Kalau anak dalam tingkah lakunya tidak menunjukkan sikap yang tawadhu kepada orang lain, maka patut ditanyakan terlebih dahulu bagaimana pendidikan dasarnya bersama orangtuanya, tabiat orangtua juga tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya, misalkan orangtua dari keturunan agamis, maka besar kemungkinan cara merubah karakter pada anaknya tidak akan lepas dengan bagaimana latarbelakang pendidikan orangtuanya.
Orangtuanya pernah di pesantren misalnya, maka saat mereka punya keturunan, cenderung akan menyarankan dan menasehati anaknya untuk sekolah umum sambil belajar agama di pesantren, begitu pula saat orangtuanya hanya mengaji agama saja, atau saat mudanya ikut di pesantren salaf, maka besar kemungkinan anaknya akan disekolahkan ke pondok pesantren salaf sebagai bekal hidupnya kelak.
Begitu pula dengan orangtua yang berlatarbelakang dokter atau perawat,maka akan memberikan saran dan motivasi ikutilah jejak pendidikan orangtuanya, walaupun rumus seperti ini kadang juga tidak ditaati oleh anaknya karena merasakan berat jika ikut pendidikan kedokteran mengikuti jejak ayah atau ibunya.
Bagaimana seorang putra putri kyai misalnya, disaat rintisan ponpesnya berkembang pesat, tentumya putra putrinya diberikan saran dan pilihan pendidikan yang tepat, dan tidak mungkin akan keluar dari jalur pendidikan orangtuanya.
Sebagai seorang pewaris ilmu Nabi dipastikan jalur pendidikan agama akan sangat dominan ditempuh, kalau anaknya memang swmangat dan mampu dan mau belajar di perguruan tinggi agama semisal di timur tengah, maka orangtuapun akan mencarikan jalur sampai anaknya itu bisa tercapai cita-citanya.
Syarat untuk menuju ke pendidikan di timur tengah pun mulai dirintis sejak masih remaja, misalkan harus hafal Alquran maka sejak usia anak sudah dikenalkan untuk hafalan ayat-ayat suci Alqur'an, belum lagi saat suruh bisa membaca kitab kuning, maka kewajiban orangtua untuk memberikan bekal dan rekomendasi belajar hingga target yang akan ditempuh tercapai.
Perubahan karakter anak harus tetap dipantau oleh orangtua termasuk selalu mendampinginya disaat belajarnya baik belajar ilmu umum dan agama agar apa yang dikerjakan anak keturunannya ini menjadi anak cerdas, sehat, ceria dan berakhlaqul karimah.
Ikhtiar orangtua ini menjadi modal kuat baginya agar anaknya ini kelak ilmunya bisa bermanfaat bagi orang lain, dan dimudahkan dalam mencari pekerjaan yang halal dan berkah. Semoga jihad mendidik anak ini mendapatkan keberkahan dan menjadikan nasib bangsa Indonesia juga semakin maju dan sejahtera rakyatnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H