Lingkungan kumuh dan jorok, adalah citra lingkungan jelek, warga acuh tak acuh, lingkungan dibuat terlantar, tidak ada leader atau seorang pemimpin yang bisa menggerakan sekitar lingkungan tersebut. Saat drainase mau diperbaiki ada yang protes terutama rumah yang dilewati saluran tersebut, padahal menyediakan lahan rumahnya dilewati saluran untuk jalan air itu bagian dari amal jariyah yang mengalir terus menerus.
Filosofinya adalah dari 50 rumah yang ada misalnya, ternyata ada 5 orang yang ahli ibadah sholat malam, dan dia itu istiqomah sholat malam atau tahajud, lalu dia rutin berwudhu, dan air wudhunya mengalir ke selokan yang telah dibuat warga, maka cahaya wudhu menjadikan keberkahan bagi mereka yang telah memberikan jalan air mengalir dan membikin linglungan sehat.
Namun sebaliknya, hidup dilingkungan yang heterogen apalagi yang kumuh dan rumah serba kecil dan terbatas, lahan milik umum atau jalan kabupaten atau jalan desa pun dibuat menjorok biar bertambah lahannya, saat mau diminta oleh pemilik tanah dalam hal ini negara, minta ganti rugi atas bangunan yang didirikan. Semakin runyam saja hidupnya.
Selain rumah kumuh dan kotor sebagai sarang nyamuk DBD, juga rumah suwung atau dikenal dengan rumah tak bertuan atau rumah yang ditinggalkan pemiliknya, bisa saja itu rumah sengketa, rumah mau dijual karena tunggakan kredit, rumah ditinggal kerja di ibukota dan dibiarkan tidak dirawat, saat lebaran baru datang ke kampung halamannya, dan ragam alasan rumah suwung.
Rumah suwung dan bocor itu membikin ada genangan air, termasuk mempercepat rusaknya rumah, karena tidak pernah di control oleh pemiliknya, apalagi jika ada buangan sampah dibelakang lalu dibiarkan, semakin mempercepat pergerakan nyamuk dalam bertelur dan berkembangbiak.
Perkembangbiakan nyamuk DBD selain genangan air yang dibiarkan airnya tidak mengalir, juga kolam mandi yang jarang di bersihkan, biarlah kelihatan gelap, pemilik rumahnya malas untuk membersihkan kolam rumahnya, dan di kolam tersebut juga tidak ada ikan sebagai pemakan larva nyamuk
Botol yang berserakan dirumah, lalu ada hujan dan dibiarkan tanpa dibersihkan atau buang air yang tergenah menyebabkan nyamuk juga bisa hidup dengan cepat dan merasakan nyaman.
Saat nyamuk ini bertelur, kemudian dibiarkan tidak diganggu maka dalam waktu beberapa hari saja akan kelihatan dampaknya, yaitu saat jelang waktu sore hingga malam kita akan dikerubungi nyamuk untuk cari lauk pauk, bagi nyamuk lauk pauk yang enak adalah darah manusia.
Sekali gigit, udah gatal dan bikin bentol kulit kita, maklum nyamuk itu memang sukanya menggigit, kalau hisapnya sudah penuh dan manusia yang dihisap mungkin lagi tidur, maka nyamuk akan gemuk, untuk terbang saja sidah tidak kuat, bila kita bangun dan lihat nyamuk yang sudah menghisap darah, tangan kita lalu ingin membunuhnya, dan saat itu nyamuk pun pasrah antara hidup dan mati. Resiko gemuk karena minum darah banyak.
Mengutip di wikipedia, nyamuk yang bikin penyakit DB itu jenis Aedes aegypti, yaitu jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning, chikungunya, dan demam Zika yang disebabkan oleh virus Zika.
Kalau fisik kita lemah, maka dengan mudah virus yang dibawah nyamuk ini masuk ke tubuh kita. Semakin hari semakin panas, bisa saja semakin melemah, dan jika tidak segera dibawa ke rumah sakit, nyawa kita sebagai taruhannya. Makanya PSN atau pemberantasan sarang nyamuk sebagai tindakan tepat, dengan cara menguras, mengubur, menutup dan memantau pergerakan sarang nyamuk. Semakin bagus dan rutin PSN lingkungan semakin sehat.