Lihat ke Halaman Asli

bahrul ulum

TERVERIFIKASI

Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Makna Berbakti kepada Kedua Orang Tua

Diperbarui: 13 Maret 2020   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Menulis orangtua sebaiknya dipisah, karena kata yang baku adalah orang tua, bermakna Bapak dan Ibu, atau bermakna orang yang sudah Tua (berusia tua).  Terkadang kita juga menulis jaman harusnya zaman jika melihat kata baku di KBBI, zaman ini adalah kata benda yang menunjukkan jangka waktu yang panjang atau dimaknai bisa pendek karena menunjukkan waktu.

Namun kali ini penulis tidak menjelaskan istilah KBBI nya, lebih cenderung membahas bagaimana  cara kita untuk berbakti kepada kedua orang tua kita yang telah merawat, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada kita semua. 

Siklus hidup akan kita rasakan, dari sejak kandungan sampai masa lansia dan akhirnya meninggal, saat kita ini sebagai anak pasti ada orang tua, Ayah dan Ibu itulah orang yang harus dikita hormati, dihargai, dan berikan kasih sayang kepadanya. 

Anak yang berbakti kepada orang tuanya lahir dan batin maka hidupnya akan berkah dan barokah, namun kalau anak selalu melawan perintah orang tua, apalagi menghardiknya, berkaya kasar dalam mengucapkan kepadanya atau tidak sopan kepadanya, tidak mau menolongnya, menyalahkan keputusannya tanpa diberikan alasannya, apalagi suka berbohong, maka anak ini kurang mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. 

Sudah banyak pemimpin negeri ini sukses karena tawadhu kepada kedua orang tuanya, bahkan kepada Ibunya sangat patuh dan akan memprioritaskan sikapnya  saat dapat tugas dari ibunya, maka anak ini dipastikan akan mendapatkan jalan kesuksesan dibandingkan dengan anak kandung lainnya. 

Sebagai anak kita harus selalu mendoakan kedua orang tua kita baik saat hidupnya maupun disaat sudah berada di alam kubur, doa anak ini sangatlah penting, memberikan ketenangan kepada orang tuanya. 

Salah satu bukti anak ini berbakti kepada kedua orang tuanya, penulis menceritakan sebuah desa dimana sebagian warganya itu bekerja  di Jakarta dan sekitarnya, mereka mencari pekerjaan yang butuh kerja keras seperti contoh daganh warung makan ataupun jenis pekerjaan lainnya, namun hampir sebagian warganya punya adat kebiasaan setiap bulan,  semua warga di Desa Kaligangsa Wetan dan Kulon akan pulang ke kampung halamannya disaat jelang jumat kliwon. 

Mereka akan nyekar di makam kedua orang tuanya, mengirimkan doa yasin dan tahlil dan semua anaknya juga diminta menirukan jejak ayah dan ibunya termasuk simbah-simbahnya terdahulu, dan ini menjadi adat budaya turun temurun hingga sekarang ini. 

" Senajan aboten kaya watu, tolong ya nak diusahakan tilik pesarean simbahe lan bapak Ibune sampeyan naliko sampun nilar dunyo sedoyo, yang artinya walaupun kesibukan apapun, tolong waktu dan tenaganya diusahakan untuk berdoa dengan mendatangi makam simbahmu atau orang tua mu, "

Begitu petuah dari teman haji saat diakuai dirumahnya, alasan apa sih, kok banyak warga di desa saudara setiap malam jumat mesti pulang kampung padahal kesibukan kerja di Jakarta kan mencari kehidupan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline