Ayah, mau makan apa malam ini, nasi putih di dapur sudah habis lho, lupa beli beras di pasar, yang ada hanya Mie Goreng, kalau mau nanti di dibuatkan, atau dibelikan mie goreng diwarung sebelah, Ayah mau mie nya di tambah telor atau tanpa telor. Lalu di jawab oleh Ayah dengan jawaban berwibawa, " Mie Goreng Telor saja" sambil tersenyum, maklum tahu kalau stok beras sudah habis.
Begitu cerita sepenggal para istri, ketika beras di dapur sedang habis, sedangkan mau beli beras sudah malam hari. Karena tahu kalau warung sebelah rumah jualan mie godog, mie goreng, sega goreng, akhirnya ambil uang ratusan didompetnya, dan pergi memesan mie goreng spesial plus telor kesukaan Ayah sembari Ibu juga memesan, masa pesan cuma satu saja, kan berdua, ada anak lagi.
Mie Goreng Sama Bentuk Beda Rasa
Sebagian orang di Indonesia, mie itu mudah dicari di kampung-kampung, usaha mie goreng jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh pasti akan sukses dan bisa memberikan nafkah untuk keluarganya, buktinya para pedagang mie goreng dan mie kuah dari Kabupaten Pemalang menguasai di setiap kota termsuk di Ibukota Indonesia, Orang Pemalang lebih terkenal jualan mie sambil keliling kampung, berbeda kalau dengan orang Brebes jualan warung makan warteg dan orang lamonhan jualan seafood, masing-masing punya keunggulan dan ciri khas tettentu, kalau kita tidak tahu cirinya oh itu penjual mie goreng pemalang, yang ini mie goreng bukan pemalang maka kalau sudah biasa akan paham mengenalnya.
Mie aceh juga punya warna dan tampilan yang berbeda dengan mie jakarta termasuk mie pemalang. Namun yang paling banyak dipahami oleh kita adalah mie yang dibuat oleh perusahaan mie sekelas indomie atau supermie. Karena ini sudah konsumsi massal dan mudah didapat di warung-warung ya akhirnya mie goreng sedap atau indomie menjadi menu pelengkap disaat domept sedang tidak kondusif, namun bagi anak KKN san anak Kost maka konsumsi mie menjadi meju pavorite. Kenapa menjadi pavorite karena cocok dengan uang sakunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H