Lihat ke Halaman Asli

bahrul ulum

TERVERIFIKASI

Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Manakib Kubro "Berkah Barokah"

Diperbarui: 1 Maret 2020   10:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Adi Assegaf

Begitu Ikhlasnya Ibu-Ibu sambil membaw putra putrinya dengan niatan untuk ngaji dan ngalap barokah dalam acara Pengajian Manakib Kubro di Desa Kemurang Wetan, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes. Minggu (1/03/2020). 

Ada yang berangkat menggunakan motor lalu diparkir dirumah warga, ada yang naik tossa rombongan satu RT, dan ada juga yang berangkat naik mobil L300 rombongan dari organisasi muslimat atau fatayat bahkan ada dari perkumpulan jamiyahan senenan, selasanan, rabuan, kamisan, jumahan, sabtunan, hingga mingguan. 

Mereka membawa perbekalan masing-masing, ada yang bawa sego ponggol, buah, dan ragam makanan ringan untuk diberikan kepada anaknya, termasuk bawa uang yang ditaruh didompet barangkali nanti anaknya menangis mau beli mainan ataupun jajan yang dijual di warung. Semua ini dilakukan untuk ngalap doa dari pembacaan kitab dan doa manakib yang dibacakan oleh para masyayih dan tokoh ulama yang hadir. 

Tidak ada niatan politis atau niatan apapun, yang penting berangkat tertib, bawa tikar sendiri, lalu duduk tumakninah dan mendengarkan ceramah dan dzikir manakib yang ada, tidak bisa doa karena sejak kecil tidak mengaji di madrasah, tapi semangat untuk ngaji sangat tinggi, dan penuh keikhlasan. 

Dok Eko

Panitia penyelenggara juga harus ekstra kerja keras, karena kegiatan manakib jamaahnya bisa saja membludak, sehingga para bansdr dan panitia lainnya harus ekstra menyambut dan menertibkan baik parkir, tamu VVIP, maupun para jamaahnya, bahkan saat nanti ada hujan pun sudah diantisipasi sedemikian rupa, cuaca mendung tetap berlangsung secara khidmat, dan ada doa yang dipanjatkan agar tidak hujam sementara waktu, dialihkan ke lokasi lain, karena sedang ada kegiatan pengajian manakib ini. 

Segala penjuru datang dari desa tetangga, baik itu dari ketanggungan, Bulakamba, Tanjung, hingga Losari, seragam yang dipakai pun bebas, ada yang menggunakan baju muslimat, baju fatayat, baju jamiyahan dan baju haji, mereka dengan sukarela hadir untuk mendoakan nasib bangsa, nasib masyarakat dan nasib umat Islam agar hidup ini damai, menjaga persatuan dan kesatuan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline