Lihat ke Halaman Asli

bahrul ulum

TERVERIFIKASI

Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Mengais Rejeki di Acara NU

Diperbarui: 16 Februari 2020   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jualan Aksesoris NU (Dokpri)

Semua pedagang kaki lima termasuk pedagang aksesoris membidik peluang bisnis dengan menaruh dagangannya di acara yang ramai dan dipadati oleh ribuan orang, seperti contoh di acara memperingati Harlah NU dan Silatda di selenggarakan oleh PCNU Kabupaten Brebes di Waduk Malahayu, Desa Malahayu, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes Jawa Tengah, Sabtu (15/02/2020).

Sebuah momentum penting bagi para pedagang ini, mereka berdoa semoga NU dimanapun selalu menyelenggarakan kegiatan yang ramai dan dihadiri oleh warga NU, karena bagi kami, selain produk yang dijual cepat laku, warga NU itu paling seneng kalau beli produk ada logo NUnya seperti kaos dan aksesoris lainnya, warga NU itu loyalitas tinggi tanpa batas, dan akan membeli produk yang dijual saat ada acara NU, seperti kopyah, seragam NU, kerudung NU, ataupun lainnya dan ini menjadi tanda atau ciri bagi yang yang memakainya bahwa kader NU harus cinta produk NU. 

Jamaah Pengajian Harlah NU (Dokpri)

Wajar tentunya kalau ada kader NU kemudian bermodal dana secukupnya lalu dirumahnya atau di kiosnya membuka usaha segala pernak pernik identitas NU, dari mulai pigura, kemudian kaos, batik, seragam Banom, seragam di bawah lembaga NU dan lainnya, tak ada yang tidak laku, bahkan sekelas pedagang pasar pagi di Kota Tegal saja dengan mudah membeli bahan atau kain NU dan mereka jual  tiap rabu dan minggu model Tegal Gubug. Bisa beli bahan seragam NU dan silahkan dijahit sendiri atau di penjahit profesional atau beli jadi.

Mengais rejeki di even NU, bagi para pedagang sangat membantu meningkatkan pendapatan hariannya,  di acara peringatan Harlah NU dan Silatda 4 Kader Penggerak NU saja tampak terlihat ribuan orang datang, bahkan para pemuda pun menyambut dengan gembira karena bisa mendapatkan penghasilan lewat parkir, belum lagi bakul rujak di desa yang biasanya sepi, saat harlah NU ini jadi rame dan cepat habis.

Rumah warga yang tadinya sepi, tiba-tiba di pakai oleh para kafilah atau jamaah NU dan mereka ada yang menyediakan kopi dan wedang wuwuh gratis, katanya bagian jariyah untuk berkhidmah ke NU, dan ragam pernak pernik cerita inspiratif dari warga, pedagang kelontong, pedagang kaki lima dan warga desa yang ditempati rumahnya untuk transit.

Bukti warga sangat gembira, adalah setiap kepala keluarga diminta jariyah ponggol dengan jumlah tertentu, ternyata bagi mereka itu bukan sesuatu yang sulit dan menjadi beban malahan disambut oleh warganya dengan penuh semangat, ponggol atau nasi rames harusnya kirim 5 per kepala keluarga, tapi malah kirim sendiri dua kali lipat dan dikasihkan kepada panitia konsumsi, ini artinya jiwa kesetiakawanan dan gotongroyong serta persaudaraan luar biasa. Wajar saja sudah saatnya  orang NU bergerak dan berdaya maka akan memajukan negeri ini. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline