Desa Wanam, Kecamatan Ilwayab, Kabupaten Merauke Provinsi Irian Jaya terkenal dengan Sagunya, sagu adalah makanan pokok sehari-hari dikonsumsi warga desa ini. Tanaman sagu di tanam di lahan suku adat (marid), sebuah suku pedalaman yang rata-rata penduduknya asli orang papua.
Tanaman sagu ini dibudidayakan oleh penduduk kampung ini agar bibit sagu tetap lestari, jangan sampai tanaman sagu habis, wajar saja bila tanah adat digunakan untuk ditanam sagu dan nantinya bisa ditebang untuk konsumsi warganya.
5 tahun hingga 10 tahun tanaman ini baru bisa diolah, proses pengolahan sagu di ucapkan oleh fransiskus warga desa ini yang lagi belajar di Kabupaten Brebes, dia mengatakan, tanaman di potong pendek, dikupas kulitnya, digaruk hingga halus, lalu dipindah ke karung yang disediakan, lalu diangkat ke tempat pengolahan, lalu di pangkur, air sama tepung sama-sama masuk ke tempat penampungan akan tampak terpisah antara air dengan tepung, lalu tepung diambil, sedangkan air limbah dari tepung dibuang. Proses untuk mengolah ini membutuhkan sehari dari bahan baku hingga bahan jadi.
Tepung yang jadi dimasukan ke karung, dibawa ke rumah, karena masih basah, maka tepung digantung sampai kering, biasanya satu jam atau setengah sehari agar tepung benar-benar kering. Tepung yang sedikit kasar lalu di olah lagi hingga terlihat halus, proses ayakan ini bisa pakai mesin atau pakai alat sederhana.
Kuwali dipanaskan, lalu angkat dan masukan sagu agar sagu ini benar-benar telah matang agar bisa dikonsumsi. Sagu yang sudah layak konsumsi lalu di makan bersama keluarga. Setiap hari dari pagi, siang, dan malam mereka konsumsi sagu sebagai makanan sehari-hari, sedangkan lauk pauknya ikan dari rawa, kepiting, dan sebagian daging babi, kanguru hutan, dan rusa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H