Hidup itu seperti secangkir teh, rasa teh itu tergantung bagaimana caramu membuatnya. Mau manis, mau pahit, mau setengah-setengah, ibarat kita menjadi penulis kompasiana, terkadang nulisnya males, setengah-setengah, terasa berat tapi tetap menulis, kadang menulis sebagai ungkapan atas panggilan jiwa.
Menjadi kompasianer ibarat panggilan jiwa, terpaksa, ataupun ragam alasan lainnya, kalau menurut kita menjadi kompasianer ingin memberikan manfaat bagi orang lain, dan ingin berbagi ilmu kepada orang lain, maka menjadi berkah ilmunya, kalau goresan pena kita bisa bermanfaat untuk orang lain, maka kita sudah memberikan atsar atau nilai positip untuk orang lain, jadikan sebagai ladang amal kita tanpa harus mengharapkan imbalan.
Menulis kompasiana juga memiliki takaran yang berbeda-beda antara satu penulis dengan penulis yang lain, tergantung kita meraciknya, mau meracik secara terstruktur, atau mau meracik dengan normatif, bahkan ada yang ingin supaya tulisan kita terbaca oleh publik dan bangga atas tulisan kita.
Mungkin kita akan bertanya-tanya, kenapa ada penulis kompasianer yang rutin mengirimkan opininya seperti minum obat, 3x sehari bisa pagi, siang, dan malam.
Kalau tidak mengirim rasanya kaya berdosa saja, padahal admin kompasiana tidak mewajibkan setiap penulis mau produktif mau tidak, itu diserahkan kepada mereka yang ingin menulis, admin memberikan kategori tulisan kita pilihan atau artikel utama karena obyektifitas atas karya yang ditulis para kompasianer, semakin unik, komprehensif, dan ada nilai-nilai keilmuan dan human interest dan saat dibaca bisa memberikan nilai-nilai positif bagi pembaca maka jelas akan diberikan kategori minimal pilihan.
Pembaca bisa melihat bagaimana mutu atau kualitas tulisan seseorang, dan dia akan mengatakan bahwa penulis ini bagus dalam mengulas bahasa, tata bahasa dan kontektualitas makna.
Bagi para penulis yang produktif dan ulasannya bagus, tentunya ditunggu oleh para kompasianer, bahkan akan mencari informasi baru dan ulasan apa sih yang menarik untuk dikaji dari masing-masing artikel yang sudah di publikasikan.
Originalitas tulisan, sebagaian dari para pembaca menjadi penting, bukan plagiasi, sehingga pihak kompasiana punya jurus sendiri dengan aplikasi tentunya, mereka yang mengutip, atau menulis dikompasiana akan kaget, ketika tulisannya mendapatkan notifikasi bahwa tulisan anda itu sudah mencopy sebagian tulisan orang lain, termasuk saat mengambil foto dan menulis judul dirubah oleh pihak admin karena judulnya sangat subyektifitas bukan obyektifitas, itulah dinamika dalam menulis.
Semoga banyak penulis baru yang selalu produktif, dan ingin berbagi ilmu atas goresan penanya dan mengikat ilmunya dalam tulisan. Mari semangat kawan, semoga kita ini tergolong orang-orang yang beruntung dan mau berbagi ilmu untuk generasi yang akan datang.
Komunitas kompasianer yang baik adalah mereka yang mau menggerakan para penulis awal bisa berkembang menjadi penulis produktif, dan dampaknya bisa merubah Indonesia dari pinggiran menuju Indonesia yang maju dan berkeadilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H