Sebuah kesinambungan program, diperlukan adanya tenaga ahli yang fokus pada penyebarluasan informasi dan pengetahuan ketrampilan kepada jejaringnya, lambat laun mereka menjadi agen perubahan, sehingga dampak yang kentara adalah adanya kemauan para pengelola madrasah untuk peduli pada lembaga pendidikannya agar menjadi madrasah inklusif.
Menjadi pengurus organisasi ada waktu masa baktinya, namun menjadi master trainer diharapkan mentransfer ilmu yang didapatkan untuk kepentingan terbaik bagi anak terutama di jenjang madrasah yang awalnya belum inklusi kemudian berangsur-angsur menuju inklusi dan akhirnya semua madrasah peduli kepada kepentingan terbaik bagi anak.
Keberpihakan dan komitmen yang kuat bagi Pengurus Wilayah Lembaga Pendidikan Ma'arif Jawa Tengah menjadi hal yang terpenting, makanya kemudian disamping ada beberapa sekolah percontohan model, mereka juga menyelenggarakan Training of Trainer Madrasah Inklusi.
"Kita harus bersinergi, menjaga ukhuwah nahdliyah agar memajukan pendidikan di bawah naungan LP Ma'arif NU se Jawa Tengah," kata Ketua LP Ma'arif PWNU Jateng R. Andi Irawan, M.Ag saat kegiatan TOT Madrasah Inklusi di Banjarnegara, 23 Desember 2019.
Selain itu, Andi juga menambahkan, untuk memajukan pendidikan di bawah LP Ma'arif Nu se Jateng. "Pertama adalah peningkatan mutu satuan pendidikan di bawah Ma'arif NU.
Kami akan membuat tim pendamping satuan pendidikan di bawah yang bekerjasama dengan LP Ma'arif di tingkat PCNU. Nanti tidak kerja sendiri, ke depan akan kita ambil para tim perumus dari tingkat PWNU dari unsur akademisi, peneliti, praktisi.
Sedangkan yang di tingkat PCNU adalah tim pengembang yang mendampingi peningkatan mutu dari aspek kurikulum, metode pembelajaran, manajemen, dan lainnya," kata pria asal Pati tersebut.
Hal senada juga dijelaskan oleh Fakhrudin selaku Koordinator Program Kerjasama antara Unicef dengan LP Ma'arif untuk Inklusif, LP Ma`arif akan secara mandiri mengembangkan dan mendesiminasikan program ke Kabupaten lain.
Harapannya semua Madarsah/Sekolah Ma`arif di Jawa Tengah mengenal pembelajaran yang inklusif dan saatnya nanti semua siap memberikan layanan pembelajaran kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Bagaimana Fasilitator Bergerak
Tahap awal, para calon fasilitator atau master of trainer inklusi ini dibekali pemahaman yang sama, mereka dari berbagai unsur yang terlibat, ada dari akademisi, guru, kepala sekolah, guru SLB, praktisi pendidik, komunitas dan dilatih beberapa hari, kemudian untuk menyamakan persepsi fasilitator ini menyusun perbaikan modul yang ada, sehingga apa yang akan dituangkan ide atau gagasannya bisa satu, selanjutnya mereka akan ditugaskan khusus oleh lembaga untuk desiminasi di madrasah di bawah jaringan maarif 35 kab/kota di Jawa Tengah.