Layanan publik harus berbenah untuk kualitas dan kenyamanan bagi pengguna layanan. Penyedia layanan publik juga harus dilatih kapasitasnya, fasilitas yang ada juga harus ramah terhadap lansia, anak dan disabilitas. Bahkan apa yang dilakukan oleh Samsat Brebes ada standar pelayanan yang ditempel di dinding agar diketahui oleh pengguna layanan.
Misalkan standar pelayanan mutasi masuk DGP/GP ataupun layanan ganti nomor polisi atau ganti warna mobil cukup 50 menit selesai. Ink artinya pengguna dan penyedia layanan harus memahami bersama, kewajiban pengguna layanan adalah patuh dan membayar sesuai tarif dan mereka akan di layani dengan baik sesuai prosedur. Saat layanan sudah diterapkan dan sesuai dengan aturan yang ada, maka dampaknya kepuasan atas layanan.
Kritik dan saran terhadap bentuk layanan publik sering terjadi dan ini sah-sah saja, karena ada hak dan kewajiban yang telah dilaksanakan oleh mereka yang menggunakan layanan tersebut. Misalkan warga bayar Penerangan Jalan Umum lewat rekening listrik yang dibayar tiap bulan, jika di kumpulkan saja dalam satu penduduk itu sudah milyaran pendapatan yang diterima oleh PLN sebagai penyedia jasa dan dinas yang membidangi penerangan jalan umum di Pemkab/Pemkot juga mendapatkan bagi hasilnya atas pajak ini. Mestinya saat warga melewati jalan umum, lampu PJU nya harus hidup.
Bayangkan jika ada lampu PJU lalu mati, kesan warga adalah rasa skeptis bahkan cenderung negatif ucapannya kepada tata kelola PJU dan penyedia layanan ini. Warga tidak mau di salahkan, jika sudah bayar atas pajak, maka tuntutannya adalah apa yang diwujudkan harus terpenuhi, disinilah penyedia jasa harus berpikit ulang bagaimana memberikan layanan terbaiknya.
Coba dibayangkan, dulu dunia perkereta apian begitu jeleknya dalam memberikan layanan kepada pelanggannya, kisaran puluhan tahun diperbaharui, sekarang trust masyarakat terhadap layanan publik ini semakin naik dan kecenderungan untuk melakukan request perjalanan dengan kereta api jelas dilakukan. Kesan nyaman, aman, dan tepat waktu bahkan ada layanan fasilitas lain seperti selimut dan ruangan ber AC, ada daftar tunggu bagi pengguna layanan membikin betah bagi merekanyang menggunakan layanan ini.
Sementara itu, dunia transportasi massal yang lain seperti transportasi bus umum dengan berbagai kelas semakin sepi, terutama bus ekonomi, pengguna sudah mulai beralih ke jalur transportasi yang cepat, tepat waktu dan tidak ada menaikkan penumpang di sembarang tepat, apalagi kalau ada pengemis atau pedagang di dalam bus. Rasanya tidak nyaman dan terkadang membikin hati dan fisik kita terkuras habis.
Layanan dunia perhotelan, semakin baik dalam memberikan layanan kepada tamunya baik itu fasilitas di dalam kamar, fasilitas meeting, fasilitas sarapan pagi, sarapan siang saat ada meeting menjadikan hotel tersebut jadi referensi bagi sejumlah pengguna layanan, dan penyedia jasa jelas dapat untung dan bisnis ini menjadi menarik dan dampaknya karyawan juga akan mendapatkan bonus dan tunjangan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H