Beberapa jamaah haji gelombang 2 sudah masuk kota Madinah, sebuah kota dimana ada masjid nabawi, ada roudhoh, ada masjid sahabat ali, masjid sahabat umar, makam baqi, gunung uhud, masjid Quba, masjid qiblatain, Al Khandaq, Kebun Kurma dan museum Alquran dan Asmaul Husna termasuk yang tidak kalah adalah tempat penukaran uang atau money changer disetiap sudut kota madinah.
Sebagian jamaah haji yang sudah melaksanakan ibadah haji dan sekarang tinggal melaksanakan arbain atau menjalankan sholat berjamaah selama 40 kali di masjidil haram. Mereka melakukannya karena ada riwayat dari Anas bin Malik bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Barang siapa shalat di masjidku empatpuluh shalat tanpa ketinggalan sekalipun, dicatatkan baginya kebebasan dari neraka, keselamatan dari siksaan dan ia bebas dari kemunafikan. (HR. Ahmad)
Kembali ke penukaran uang
Bagi jamaah yang sudah melaksanakan ibadah haji di kota mekah, sebagian ada yang dananya sudah berkurang, karena sudah di belanjakan saat di menjalankan ibadah haji termasuk untuk bayar dam dan keperluan isi koper dan oleh-oleh.
Namun ada sebagian juga yang masih tersisa dananya, ada yang sengaja mau beli perhiasan di madinah karena perhiasannya lebih murah dan ragam model design ada, walhasil jamaah akan dagang ke money changer untuk menukarkan rupiah ke riyal.
Bagi yang menguasai bahasa akan sedilit membantu saat penukaran, namun bagi mereka yang bermodalkan pendidikan SD bahkan ada yang belum tamat, perasaan was-was jelas ada, makanya mereka minta diantar ke tempat penukaran uang.
Padahal kalau penukaran uang cukup bawa uang satu juta atau dua juta di taruh saja di pelayanan money changer secara otomatis akan diganti dengan mata uang saudi dalam bentuk riyal. Ada ratusan, lima puluhan, lima riyal dan satu riyal bahkan ada yang setengah riyal dalam bentuk koin.
Orang diluar Indonesia juga banyak yang menukar uang, ada dari pakistan, india, malasyia, brunai dan ragam negara yang datang ke kota madinah ini, mereka membawa mata uang negaranya kemudian di tukar riyal sebagai syarat sah membeli produk saudi arabia.
Walaupun beberapa toko emas ada juga yang menerima mata uang indonesia, namun mereka juga akan mengkurs mata uang yang ada, bisa saja tidak standar, lebih mahal dari money changer, bisa saja lebih murah, untung-untungan.
Bagi jamaah yang sudah tua dan masih menyisakan uang riyal pun, terkadang akan menukarkan uang riyalnya ke money changer dengan uang rupiah, maklum jika ditukar ke money changer privasinya terjaga, namun jika ditukarkan ke teman hajinya bisa besar kemungkinan tahu dan akhirnya jadi informasi bagi orang lain bahwa si A masih banyak uangnya.